Takdir Tuhan yang Tersesat

Agum Bahenggar
Chapter #2

BAB I

MENGENALMU

Risalah #1

“Kehidupan terdiri atas peristiwa-peristiwa, dan salah satu unsur pembangun di dalamnya ialah kebahagiaan, dan peristiwa yang membahagiakan adalah saat MENGENALMU”

Perempuanku, bicaralah perihal “keindahan”, maka kita akan berbicara soal hidup yang fana. Keindahan adalah sebuah permainan yang diperankan hati kita. Kekuatannya pun mampu menandingi bahtera nuh yang tahan badai dan ombak. Sehingga diri kita saat menyentuh gerbang keindahan maka kita akan terbuai dalam permainan hati bahkan melemahkan pikiran. ya… saat hal itu terjadi berarti kita sudah tidak lagi mengenal dengan hukum logika. Dirimu tentu hanya manusia biasa layaknya manusia pada umumnya. Memiliki mata, namun mata yang selalu melemahkan hatiku. Tidak istimewa, tidak cantik, tapi indah dan itu selalu aku nikmati pada senggang waktu ketika jam istirahat sekolah meskipun dari jarak di antara kita yang tidak dekat.

Dari segala arah, dari berbagai tempat, di manapun kau berpijak aku adalah lelaki dengan misi untuk memata-mataimu. Hanya saja semua itu dirahasiakan oleh ketakutan untuk hanya sekadar menyapa dan berkenalan. Saat waktu mulai ramah mungkin sang waktu akan menuntunku untuk memberanikan diri menghadap engkau sang mahaindah. Jika waktu tidak juga berpihak, berarti tugasku adalah merayu sang waktu untuk menempatkan momen spesial dimana aku bisa menyimpan waktu yang berharga denganmu.

ternyata ‘waktu’ meng-iya-kan, aku diberi kesempatan untuk memandangmu dari jarak dekat ketika jam pelajaran olahraga. Kau begitu lebih mempesona ketika memakai baju olahraga, tubuhmu tinggi semampai dan aku melihatnya tanpa berkedip. Kita memang tidak satu kelas, tapi saat itu pelajaran olahraga kelasku dan kelasmu digabung lantaran jadwal yang sama dan meringankan beban guru (alasan pak Darmo saat menerangkannya).

"Mungkin di antara kalian ada yang bingung kenapa jam pelajaran olahraga digabung"pak Darmo berbicara di tengah lapangan dan di antara siswa yang mengitarinya. Kemudian pak Darmo melanjutkan pembicaraannya ke pembahasan materi.

Lihat selengkapnya