TakdirNya Selalu Menang

Janet Pernando
Chapter #24

Puan Kelana

Hari ini Ranu pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli bahan makanan dan minuman yang hampir habis. Jadi Ranu meminta Putri untuk membantu Intan dan Irman di kedai, beruntungnya Putri sudah selesai dengan kesibukannya menyiapkan dokumen atau hal-hal yang diperlukan pada hari pertamanya berkuliah.

Kedai buka pukul sembilan pagi, namun Putri, Intan, dan Irman sudah ada di sana pukul tujuh. Menurunkan kursi dari meja dan membersihkan kedai tidak mungkin memakan waktu dua jam lamanya.

Sambil menunggu pukul sembilan, Irman menyiapkan sarapan untuk Putri dan Intan. Irman membuat menu terbaru, yaitu surabi kacang merah dan wedang uwuh.

“Kamu yakin sudah menyiapkan semuanya? Tidak ada terlewatkan?” tanya Intan.

Putri mengingat kembali, takut-takut ada yang ia lupakan. “Sudah.”

“Kapan masuknya?”

“Hari senin, nanti.”

“Empat hari lagi dong, ya? Tapi hari minggu nanti kamu ikut, kan?”

“Ikut dong.”

Irman datang dengan satu piring surabi kacang merah dan tiga gelas wedang uwuh. “Kalau sibuk, enggak usah ikut, Put.”

“Putri harus ikut, lah. Lagian cuma sebentar. Jam sembilan juga kita pulang,” ucap Intan.

Irman duduk di samping Intan. “Iya, tau. Tapi kita juga sudah cukup. Belum lagi nanti ada Fadil, lalu ada temannya Kang Ranu, siapa namanya?”

“Mita.”

“Nah, iya, itu. Sudah ada lima orang.”

“Aku enggak sibuk kok,” ucap Putri. Dia tidak ingin Irman dan Intan bertengkar.

Mereka mulai menyantap sarapan tersebut. Putri sangat menyukainya, terutama wedang uwuh. Dia teringat ketika mereka sedang menunggu Ranu dan Adinda yang sedang berbelanja waktu itu. Tapi ada yang berbeda, ucap Putri. Lantas Irman menjelaskan kalau dia telah memodifikasi bahan-bahannya karena ada bahan yang sulit dicari di kota ini, seperti kayu secang.

Lihat selengkapnya