BUKU CATATAN DIKA

ahong saipurna
Chapter #3

MASA KECIL DIKA

Pada awalnya kehidupanku sama seperti anak-anak lainya hobiku bermain, bermain apa saja yang menurutku menyenangkan, yaaa tak jauh berbeda dengan masa-masa kecil kebanyakan anak pada umumnya, dipenuhi senyum canda gurau dan lain sebagainya, aku pun tipe anak yang cukup pendiam tak banyak bicara dan tak terlalu banyak memiliki teman, selain bermain, waktuku juga banyak kuhabiskan dengan menonton tv, membaca dan lain-lain, tak banyak yang ku ketahui sampai tiba saatnya aku mengalami berbagai kejadian yang tidak mengenakkan, yaaaaa benar berbagai umpatan itu mulai kuterima, pada awalnya aku tidak mengerti apa yang mereka ucapkan namun semakin usiaku bertambah, aku semakin mengerti dan membenci mereka, manusia-manusia dewasa bagai binatang buas yang kapan saja bisa mengumpat,menertawakan apa saja yang menurut mereka layak untuk dihina

Hari demi hari ku lewati berbagai prasangka baik maupun buruk berjalan beriringan, aku tak peduli. Aku anak kecil yang hanya mengerti senang. sekali lagi aku jelaskan apapun yang membuat ku tertawa itu aku suka. Sederhana memang, namun pada kenyataannya itu sulit. Berbagai ocehan cemoohan mereka terus terucap hingga aku terbiasa menganggapnya sebagai motivasi terkadang ketika mood ini sedang buruk perkataan mereka aku balas dengan lemparan batu, sambil sedikit mengumpat, ketika mengejar aku berlari dan hahahaha sambil tertawa nakal, saat itu yang aku fikirkan mereka pantas mendapatkanya, hingga beranjak remaja diriku mulai sedikit diam dan penyabar namun terkadang tetap saja rasanya ingin aku tusuk mereka dengan bilah pisau dari belakang, namun jujur saja aku tak berani melakukanya, hehhehe bukan karna mereka jauh lebih besar dan kuat, hanya saja ada beberapa aturan tak tertulis yang membuat hati ini menahan diri, menahan untuk tak melakukan apa itu yang disebut buruk, padahal umpatan,tertawaan dan cemoohan mereka sama saja seperti apa yang ingin aku lakukan, tapi entahlah mengapa mudah sekali mereka berkata kasar, apakah sudah tak ada lagi rasa saling menghargai? rasa saling mengayomi? rasa layaknya manusia? agama? apakah hanya simbol supaya terlihat baik, manusia yang taat? anjing.!!!! memang masyarakat ini, aku mulai muak lihat nanti intinya akan aku balas mereka.

Lihat selengkapnya