Arenara
Aku menyiapkan semua yang tadi ibu suruh, lalu aku menyadari bahwa ada seorang perempuan yang sedang bercermin ria di cermin tua peninggalan nenekku. Ia merasa bahwa dirinya lah yang paling cantik di dunia ini,
miris.
Bahkan wajahnya setengah tak berbentuk dan darah segar selalu mengucur dari kedua bola matanya. Ya dia adalah sesosok makhluk yang tinggal dirumahku, tak hanya dia masih banyak makhluk lainnya seperti seorang peremuan tua yang selalu ada di samping televisi, ataupun anak anak yang berkeliaran tanpa kepala.
Bahkan lukisan berbentuk hewan atau manusia yang ibu beli menjadi tempat tinggal arwah arwah mereka, sehingga terkadang lukisan itu sering berkedip atau bergerak dengan sendirinya. Dari aku lahir aku memang memiliki kekuatan untuk melihat 'mereka'. Tak hanya itu aku bahkan bisa mengendalikan mereka. Jadi aku tak pernah takut pada mereka. Kembali kepada sesajen,
Aku membakar dupa dan menaburkan bunga mawar di sekeliling nampan yang cukup besar, dan meletakkan rambut yang dibungkus dengan kertas serta kepala kambing dengan darahnya.