Arenara
Muak, aku benar benar muak. Bagaimana tidak semenjak kejadian itu seluruh orang yang tinggal di sekolah ini selalu memperhatikanku dengan tatapan sinis. Sial, rumor tentang aku kembali beredar.
"Itu dia orang aneh yang menyukai, Samudra"
"Dasar mukanya aja minta di jotos, sombong sekali dia"
"Apa?! dia memegang tangan Samudra!"
Mereka memang berbisik tapi dengan volume yang keras. Tunggu sebentar, memegang tangan? Aku bahkan belum menyentuhnya! baru niat dan hampir memegangnya, tolong jangan dilebih lebihkan.
Aku tetap berjalan menuju kelas dengan tatapan lurus. Baru beberapa detik alu duduk dikursiku, seorang perempuan dengan heboh meneriakkan namaku,
"Mana yang namanya Arenara?!"
Kelasku yang ramai seketika hening melihat perempuan itu, dengan tatapan tajam aku menatap mata perempuan itu dan kedua temannya yang mengekor dibelakangnya. Ia menghampiriku dan menggebrak mejaku lalu menatapku sinis. "oh ini yang namanya Arenara!"
Seandainya dia tau, dibelakangnya ada arwah Aisi. Biar kuperjelas, Aisi berwajah manis tapi sayang dia mati karena kebakaran. Ya kau bisa membayangkan wajahnya bukan? Kulit yang gosong dan terkelupas tanpa bola mata dan wajah yang tidak berbentuk, itulah Aisi.
Kalian mau tau apa yang perempuan ini lakukan padaku? Kedua temannya menahan lenganku dengan kuat dan Perempuan heboh bernama Anastasia ini menarik kerah bajuku dan mencekik leherku dengan keras.
"Jauhi Samudra!"