TAKKUT

zainab najmia
Chapter #5

TAKKUT 4

Arenara

Jam kosong lagi?! Astaga. Menyebalkan sekali. Kukira jam pelajaran selanjutnya sudah mulai belajar. Nyatanya? Tak ada guru yang datang sampai sekarang. Benar benar hari yang menyebalkan.

Kelasku bertambah bising. Ada yang bergosip, bermain, bahkan ada yang bernyanyi dengan sapu sebagai microphone nya! Gila mereka benar benar sudah gila. Aku hanya bisa menahan amarahku, rasanya ingin aku menjadikan mereka semua tumbal. 

Huft.

Aku menghela napas sebal dan menggerutu, hal yang kulakukan selanjutnya adalah mengambil buku dari dalam tas lalu pergi dari ruangan yang amat bising ini.

**********

Samudra

"Baiklah, kita akan bermain apa?" Tanya Rio. Aku yang tengah memegang ponsel menoleh kearah Rio.

"Truth Or Dare!" Seru Andre sambil menaikan kedua alisnya secara bergantian. "Boleh, hei sam kau ikut ya!" Seru Raydan sambil menepuk bahuku.

Aku hanya bisa pasrah menuruti kemauan mereka dan mengangguk. Rio memutar sebuah bolpoin. Lalu bolpoin itu berhenti tepat kearah Andre. Andre hanya bisa mengumpat pelan, "Sial"

"Truth Or Dare?" Tanya Rio dengan senyum sumringah. Dan Andre berpikir sejenak lalu memilih untuk jujur.

"Baiklah, Apa yang menyebabkan kematian saudaramu?" Tanya Rio sambil menatap Andre. Saat pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Rio, Andre menatap Rio sinis lalu mendengus.

"Ayolah ini hanya permainan" ujar Rio lagi. Andre menarik napas dalam, "Pesawat yang membawa kakakku terjatuh dan terbakar." 

Aku memberi Rio kode agar tidak membahas hal itu lagi. Rio mengangguk tanda mengerti lalu memutar kembali bolpoin itu. Dan sialnya bolpoin itu berhenti kearahku. "Truth Or Dare?" Ujar Rio dengan senyum miringnya

Aku memutar bola mataku malas. karena aku tak ingin Rio mengetahui urusan pribadiku sebaiknya aku memilih tantangan. "Dare", Ujarku dengan lantangnya. 

Rio berpikir cukup lama, matanya menyapu setiap sudut kelas lalu melihat seorang gadis yang sedang melangkahkan kakinya keluar dari kelas. 

"Dekati Arenara." Aku membulatkan mataku, Arenara? Gadis aneh itu?

"Maksudmu?", ujarku dengan geram. "Kau hanya tinggal mendekatinya lalu membuatnya jatuh hati padamu"

"A-Apa?!", seruku setengah berteriak. Apakah Rio sudah gila?

Lihat selengkapnya