Samudra
Aku berjalan ke luar kelas setelah melempar selembar cek tersebut.
Tentu saja lapangan basket, menjadi tujuan utamaku.
Disaat yang bersamaan
seseorang dari arah berlawanan tengah berlari dan, menabrakku.
Brukk!!
Aku terjungkal kebelakang dengan orang itu. Sehingga kini dia berada diatasku.
Arenara?
"Apa kau tidak bisa pergi menjauh dariku?" Tanya Arenara sambil mendengus lalu bangun dan membenahi rambutnya.
Aku bangun dari posisi jatuh yang kacau itu lalu berkata,
"Halo? Kau yang menabrakku Arenara, mengapa jadi aku yang salah?"
"Tentu saja ini semua salah kau! Siapa suruh berjalan disitu!"
Tidak terima disalahkan aku kembali membuka suara,
"Kau yang berlari dengan kencang dan menabrakku. Jelas ini semua salahmu!"
"Ini semua salahmu! Titik." Arenara membuang wajahnya.
Aku membuang napas dan mengalah,
"Baiklah aku yang salah."
Arenara melirikku sinis lalu pergi begitu saja. Benarkan? Aku sudah jatuh pada orang yang salah.
Mengapa harus gadis aneh itu? Astagaa...
**********
Arenara
Rasanya ingin aku pergi ketempat yang sangat jauh, ke tempat dimana hanya ada aku, sendirian.
Aku sangat benci jika terus mengingat beberapa kejadian tak terduga belakangan ini. Semua hal 'gila' yang tak pernah terjadi padaku sebelumnya sangat mengusikku.
Semuanya, terutama...Samudra.
Hatiku semakin yakin bahwa kami akan mati bersama.
Aku tak tau lagi bagaimana cara mengatasi semua ini. Semua hal bodoh tentangnya ingin kubuang jauh-jauh.
Entah mengapa aku seakan tersihir dengannya, selalu terlena dengan tatapannya, senyumannya, segalanya!
Sial, sial, sial.
Aku berjalan tanpa arah, tanpa tujuan, lengkap dengan pandangan kosongku.
Apa ini semua takdirku?
hidup sebagai 'Arenara' yang sangat menyedihkan dan menjijikan?