Tales of Superbia

Andra Titano
Chapter #2

Vila Kecil di Pinggir Kerajaan

Celeso membuka penutup kepalanya ketika mendorong pintu sebuah villa kecil yang terletak di pinggiran wilayah kerajaan Superbia. Dia membangun villa itu beberapa tahun yang lalu sebagai tempat beristirahat saat lelah dengan urusan pekerjaannya di kerajaan. Namun, sejak enam bulan terakhir, tempat ini bukanlah miliknya sepenuhnya. Ada orang lain yang menempati villa ini dan Celeso akan mendatangi villa ini setiap sekali tiga hari untuk melihat keadaan si penunggu baru rumah ini.

“Lagi-lagi pergi tanpa mengunci pintu. Ke mana lagi orang itu?” keluh Celeso dengan muka kusut.

Dari jendela lantai dua, Celeso menghirup udara segar sembari mengamati pemandangan yang menghampar di depan matanya. Padang rumput membentang, dengan bebungaan yang menghiasi daratan hijau itu. Sungai jernih melintang seakan seekor ular biru yang bersahabat.

Di tepi sungai yang tidak jauh dari villa kecil, Kalos memegang beberapa ekor ikan yang barusan ditangkapnya. Dengan ekspresi dipenuhi hasrat puas, Kalos tersenyum ke arah Celeso.

“Aku menangkap beberapa ikan. Karena kau sudah berada di sini, kau yang masak,” kata Kalos memberikan perintah. Dia berjalan mendekati villa.

Celeso, si pria tua yang kepalanya sudah dipenuhi uban itu, tersenyum pasrah mendapat perintah dari pemuda itu.

Kalos melemparkan ikan-ikan itu ke lantai.

“Sudah kubilang untuk mengunci pintu jika kau meninggalkan tempat ini.” Celeso memperingatkan kembali.

“Hanya kau yang kemari. Tidak pernah ada orang lain yang berani mengunjungi tempat ini.”

“Ini sudah di perbatasan kerajaan. Sangat jarang prajurit kerajaan mendatangi wilayah sini. Bisa saja para musafir1 jahat ataupun makhluk buas mendatangi tempat ini. Dengar, aku tidak mengkhawatirkanmu. Aku hanya tidak mau terjadi apa-apa yang membuat villaku ini terancam bahaya.”

Kalos tidak tertarik dengan ucapan Celeso. Dia duduk di kursi dan mulai menyusun bidak catur di atas meja.

“Jika ada orang jahat yang mendatangiku, aku bisa mengusir mereka. Jika mereka bersikeras, akan kubunuh,” ucap Kalos seraya menoleh ke arah Celeso. “Oh, iya, untuk urusan makhluk buas, kau jangan khawatir. Sejak aku berusia enam tahun, aku sudah sering memburu mereka. Kenapa aku harus takut dengan makananku sendiri?”

Keringat dingin menjatuhi pelipis Celeso. Dia tidak bisa memenangkan adu mulut dengan pemuda di hadapannya ini. Kalos bukan manusia biasa. Mungkin dia adalah monster yang terperangkap dalam tubuh manusia.

Lihat selengkapnya