Suasana bar ini sangat ramai dengan asap rokok mengepul dimana-mana. Aku sampai tersedak dibuatnya. Pandangan mata juga tidak bisa jauh-jauh menelusuri tempat yang hanya diterangi cahaya temaram dan lampu disko yang remang. Bar ini cukup besar. Ada ratusan orang sedang bergoyang mengikuti irama Proxy original mix oleh Martin Garrix yang sedang menghentak.
Nik mencoba untuk menarik tanganku agar aku berjalan lebih cepat, tapi aku sengaja memperlambat jalanku. Mungkin ini adalah keputusan tergila yang pernah kubuat. Menerima ajakan Nik ke tempat haram ini. Bukannya tertidur pulas di rumah setelah melanjutkan Vampire Diaries season 8, yang konon akan menjadi season terakhir serial Vampire itu.
Nik menggelengkan kepalanya sejenak lalu melanjutkan langkahnya. Tak berapa lama ia tersenyum lebar pada seseorang. Aku melihat di kejauhan ada seorang wanita bertubuh kurus tapi berdada besar. Bagaimana ia punya dada sebesar itu jika tubuhnya hanya tulang berbalut kulit? Membuatku sesak napas saja!
Sekarang aku akan menjuluki wanita itu dengan si Damon, akronim dari dada montok. Dan yang terpenting bukan Stefan Salvatore yang kece, tahu kan? Adik Damon dalam serial Vampire Diaries.
Si Damon sedang melambaikan tangan pada Nik dengan senyum tak kalah lebar. Ia berjalan ke arah kami dengan angkuh. Pinggulnya bergoyang sempurna. Rambutnya yang hitam panjang mengikuti lenggokan tubuhnya. Wanita itu memakai blues hitam tanpa lengan dengan potongan dada rendah hingga belahan dadanya terekspos sempurna. Paha mulusnya juga terlihat berkilau di tempat yang remang begini.
"Hi Sweetheart." Si Damon memeluk Nik erat. Seakan enggan melepaskannya.
Nik terlihat mengatakan sesuatu pada Damon, yang membuat senyumnya seketika menghilang. Tapi aku tidak bisa mendengarnya dari sini. Musiknya terlalu keras.
Si Damon mengalihkan pandangannya padaku setelah pelukan menjijikkan mereka terlepas.
"Kenalin ini Alka." Suara Nik sedikit berteriak.
Dengan enggan si Damon itu mengulurkan tangannya. "Alice."