-Langit-
Angin malam tak membuat Alexa beranjak dari duduknya. Gadis semampai itu duduk termenung menatap langit malam yang begitu indah. Hal yang sering ia lakukan ketika ingin menenangkan diri. Jauh dari hiruk pikuk kota kecil. Saat ini Alexa berada di taman kecil tepatnya berada di bukit yang tak jauh dari rumahnya.
Baginya tempat yang penuh ketenangan, hanya langit biru malam yang indah serta semilir angin berhembus riuh. Alexa menghela napas panjang. Begitu banyak cobaan penderitaan yang ia lalui. Banyak pelajaran yang dapatkan. Lelah sudah pasti.
Menunduk sembari mengatur napas teratur. Tersenyum samar. Dalam hidup itu seperti banyak hal yang harus di pelajari. Gadis semampai itu termenung, Usia yang sudah memasuki 27 Tahun. Dan masih belum menjadi apapun.
Meski diam-diam melakukan hobinya. Meski tidak ada yang mendukung dirinya. Hanya dirinya sendiri, langit malam sudah menjadi teman setianya, bulan yang ikut menerangi hidupnya yang gelap. Meski sudah larut malam Alexa tak beranjak melainkan membaringkan tubuhnya di rerumputan hijau. Dingin sudah pasti.
Terdengar suara deringan ponsel Alexa mengambil lalu bangkit menatap siapa yang mengganggu ketenangannya.
"Woiii Balik, emak lu cariin lu teleponin gue dari tadi," suara cempreng sahabatnya membuat Alexa menjauhkan ponsel dari telinganya.
Alexa mendengus kesal, "iya iya gue balik. Bawel amat Lo," ucapnya mematikan sepihak
Gadis semampai itu beranjak bergegas pulang. Ketenangan yang baru beberapa jam ia rasakan di renggut seketika.
Alexa baru saja ingin membuka pintu seketika terdiam saat melihat seseorang menatap tajam padanya. "Gadis perawan kok keluyuran malem malem,"
"Apaan sih?" Ketua Alexa masuk melangkah melewati wanita paru baya. Wanita baya yang mengenakan piyama hello Kitty warna merah muda. Layaknya anak muda, tidak lama kemudian terdengar suara keributan entah itu berada di kamar mana?
Alexa berdecak kesal, baru saja ia berada di rumah. Sudah mendengar keributan. Seperti biasa dari keluarga pamannya. Entah apalagi yang diributkan.
Alexa menutup kamarnya hingga tak terdengar lagi suara ribut atau bising karena kamar tersebut kedap suara. Alexa sengaja memasang itu agar tenang dalam tidurnya.
Kepalanya terasa berat, ia ingin sekali tertidur tenang. Lelah seharian bekerja. Hingga tak terasa matanya mulai terpejam. Wajah itu terlihat damai dalam tidur meski banyak masalah menimpa gadis tersebut. Angin dari luar berhembus. Sinar mentari mulai terbenam senja telah tiba. Beginilah hidup. Terkadang kita perlu istirahat untuk menenangkan diri dari segala yang menerpa.
Malam telah tiba gadis semampai itu masih tertidur. Mungkin rasa lelahnya. Gadis semampai itu mulai menggeliat samar-samar melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Alexa menguap rasa pusing di kepalanya. Alexa memijit pelipisnya setelah duduk dengan wajah bantal.
"Astaga ketiduran udah jam 7 pula," gumamnya sembari memijit pelipisnya yang masih pusing