-Nenek Gaul bikin gubrak-
Alexa mendengus sebal saat menatap baju-baju sudah berserakan di atas ranjangnya. Lalu menatap tajam pada wanita baya yang sedang mengenakan pakaian miliknya. Alexa memijit pelipisnya pusing melihat kelakuan neneknya sendiri. Bahkan hampir setengah lemari baju yang telah diambilnya lalu di pindahkan ke kamar wanita baya tersebut.
Sungguh ajaib bukan?
Nenek-nenek yang usianya hampir mencapai 70 tahunan itu mendadak jadi remaja saat memakai pakaian Alexa. Dengan gaya apa anak muda, dengan polesan make up membuat Alexa tidak habis pikir dengan neneknya sendiri.
Sungguh di luar jangkauan?
"Ini saya ambil ya. Karena kamu tidak memakainya lagi. Jadi di pindahkan saja di kamarku." Ucapnya dengan enteng
"Terserah," jawab Alexa dingin
Langkah riang keluar, Alexa menepuk keningnya lagi harus membersihkan kamar yang berantakan itu. "Udah ngerampok baju. Di berantakin pula. Dasar Tua-tua keladi. Udah tau masih aja kayak ABG labil." Gadis semampai itu mendengus sebal. Bukannya istirahat malah membereskan kamar karena ulah Neneknya sendiri.
Badan lelah, capeknya bukan main. Bukannya istirahat malah melihat kamar berantakan. Lima belas menit sudah akhirnya Alexa bisa bernafas lega. Alexa bergegas ke kamar mandi setelah selesai. Alexa merebahkan badannya.
Hembusan angin di pagi buta, Alexa sudah terbangun meski penglihatan masih samar-samar. Wajah bantal, tetapi gadis tersebut tak luput semangat pagi, baginya bangun pagi adalah anugerah, bisa melihat bintang yang masih bersinar di atas langit. Hal menakjubkan di angkasa. Gadis semampai itu masih berada di depan jendela menatap luar. Sungguh indah, hal yang ia sukai sejak kecil.
Orang-orang rumah masih berada di alam mimpinya. Sedangkan dirinya kini sudah duduk tepat di depan laptop. Dengan wajah serius ia mengerjakan deadline yang sudah di perintahkan oleh sang editor. Ia Alexa mempunyai pekerjaan lain selain cafe dan warung yang ia bangun. Menurut sangat bagus bila di kerjakan pagi petang.
Larut dalam mengerjakan tak terasa pagi sudah menyapa. Matahari sudah menampakkan dirinya. Sejenak Alexa menghentikan aktivitasnya lalu tersenyum saat menatap matahari.
Sejuk? Sudah pasti
Gadis semampai itu beranjak, setelah mematikan laptopnya lalu berdiri keluar dari dari kamar. Tak lupa ia menguncinya. Karena tidak ingin terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Wajah senyum gadis itu menuju dapur untuk menyeduh Susu coklat kesukaan.
Suasana masih sepi, hanya beberapa orang saja. Sudah pasti satu keluarga itu belum terbangun. Tetapi Alexa tidak peduli, duduk di teras sembari menatap luar, sungguh nikmat.
Suasana hangat sembari meminum hidangan hangat seperti Pisang goreng dan susu coklat di tambah dengan hembusan angin pagi membuat suasana semakin sejuk.
Alexa dengan segera beranjak untuk berangkat ke restoran, meski hari libur gadis tersebut tetep masuk memantau keadaan restoran.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, gadis semampai itu bersiap siap untuk pergi. "Bunda, Lexa berangkat ya," pamitnya
Sementara Ibundanya tengah bersiap-siap untuk berangkat ke perkebunan. Baru saja Alexa mau berangkat seorang wanita baya datang dengan gaya nyentrik. Alexa dan Bunda Emma melongo melihat kelakuan wanita baya tersebut.
"Astaghfirullah Nenek. Udah tuir juga. Masih aja kayak ABG labil," ujar Alexa mendengus sementara Bundanya hanya bisa menghela napas panjang.