Pada waktu itu tepat pada tanggal 8 Agustus Tahun 1589, salju turun dan menutupi semua atap bangunan serta pepohonan. Ini adalah waktu yang dinantikan sang putri kecil yang jarang menemukan hiburan untuk dirinya sendiri. Bahkan uap dari salju yang menempel di kaca jendela kamar, ia pergunakan untuk membuat sebuah ukiran wajah, tapi entah wajah siapa, yang jelas bukan wajahnya. Cermin tidak cukup indah untuk ukiran wajah Greya.
Meskipun susah baginya untuk membuka diri terhadap orang lain dan lingkungan sekitar, Greya tidak semata-mata menghabiskan waktunya berada dalam lingkaran kamarnya. Setiap hari ia pergi untuk belajar, entah itu soal kehidupan atau segala hal yang berkaitan dengan keilmuan.
Terkadang ia juga belajar sendiri, bahkan ia belajar bagaimana cara membuat ukiran dari salju. Bermacam-macam bentuk dari salju, Greya ciptakan melalui tangannya yang halus dan penuh kasih sayang.
Tempat Greya belajar terletak di dekat tebing Alfa yang dikelilingi bukit Alpen dan sungai Tireb. Sebuah bangunan kuno bekas tempat penjualan barang pernik. Di sana ada seorang guru yang bernama Chris Callsen. Setiap hari ia bertugas untuk mengajarkan anak-anak yang cinta dengan pengetahuan.
Greya dan anak-anak dari wilayah lain belajar di sana untuk menimbah ilmu. Greya sendiri termasuk anak yang rajin mengikuti pelajaran, berbeda dengan Berit yang pemalas dan terkadang tidak mengikuti jam pelajaran.
Saat itu sang guru Chris sedang mengajarkan anak-anak tentang perjalanan manusia. Dari semenjak mereka lahir hingga mati, dari perayaan ulang tahunnya yang pertama hingga hari kedukaannya. Greya termasuk murid yang sangat mendalami pesan-pesan yang disampaikan oleh Chris. Mungkin hanya Greya yang pada saat itu mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia membuka telinganya lebar-lebar agar tidak ada hal yang tertinggal.
Ketika jam pelajaran selesai, Greya balik ke tempatnya di Taltom, dan dalam perjalanan pulang, ia sempat merenungkan semua hal yang sudah disampaikan oleh Chris. Segala hal yang berkaitan dengan kehidupan jarang sekali ia dapatkan.
Hingga pada keesokan harinya, Greya tidak terlihat berada di dalam ruangan untuk belajar. Berit dan teman-temanya juga tidak ada yang tahu kenapa Greya tidak ada saat itu, bahkan Chris pun keheranan, karena baru kali ini ia tidak melihat si kecil yang cantik itu tidak datang untuk belajar.
Mungkinkah Greya sedang sakit, tapi kenapa tidak ada satupun keluarganya yang memberitahu kepada Chris tentang keadaan Greya. Atau mungkin ada hal lain? Tanya jawab dengan hati kecilnya itu tidak berhasil dipecahkan oleh Chris dan membuatnya terus bertanya-tanya. Sebab Greya adalah salah satu murid kesayangannya.
Waktu belajar telah selesai, dan semua murid diperintahkan untuk langsung menuju tempat tinggal mereka masing-masing. Namun Berit tidak langsung mendengarkan perintah dari Chris, ia masih berkeliling di tempat itu. Lokasi di sekitar tebing Alfa adalah tempat yang sangat indah, di sana Berit bisa merasakan sebuah kenyamanan.
Beberapa menit setelah itu, ketika Chris keluar dari ruangan, ia masih memandangi sekitarnya. Chris juga sangat menyukai tempat ini, "Tempat ini adalah bagian kecil dari surga", kata Chris dalam hatinya. Akan tetapi di usianya yang sekarang, tidak ada teman baginya yang bisa diajak untuk berlarian dan bermain di tempat ini, karena semuanya sudah bukan anak-anak lagi.
Sebelum Chris melangkahkan kaki untuk pulang ke kediamannya, ia sempat menoleh ke atas tebing Alfa, di sana Chris melihat seorang anak kecil yang sedang bermain. Namun pandangannya tidak terlalu jelas, sinar baskara menghalangi penglihatannya. Chris coba mendekatinya, dan pada akhirnya ia dibuat kaget oleh sosok kecil yang sedang bermain di atas tebing Alfa, itu adalah Greya yang sudah berhasil membuat ukiran hewan dari salju.
Dengan wajah tersenyum dan tepukan tangan yang halus dari Greya membuat Chris ikut tersenyum dan terbawa suasana riang gembira, ia bagaikan air yang mengalir indah dari ketinggian empat ratus kaki. Ini adalah fenomena yang jarang dilihat oleh sang guru, seorang anak yang tidak ikut belajar hanya untuk membuat ukiran dari salju. Jelas ini adalah sebuah kesalahan, namun ketika melihat wajah yang manis itu tersenyum bahagia, Chris justu ikut bahagia melihatnya.
Chris menghampiri Greya dan mengajukan sebuah pertanyaan.
“Sedang apa kau di sini? kenapa putri yang cantik ini tidak ikut belajar dengan anak-anak yang lain?”
Greya sudah bisa langsung menjawab pertanyaan itu hanya saja dia masih terus memandangi salju buatannya, ia melihatnya dengan sangat bahagia. Meskipun ukirannya tidak begitu sempurna, tapi bagi Greya, ukiran itu terlihat begitu manis bak manisan yang terbuat dari gula dan stroberi.
Hingga beberapa detik kemudian Greya berbalik dan menjawab pertanyaan dari gurunya.
“Aku memang sengaja tidak ikut untuk belajar” sahut Greya