Terlihatlah satu anak kecil berusia sembilan tahun sedang duduk di bangku kayu. Badannya kecil dan kurus. Ia sedang menunggu ibunya pulang. Dari tadi pagi dia belum makan apa-apa.
Matanya tertuju ke arah depan jalan. Tukang roti lewat.
Perutnya bergetar. Tukang roti berlalu begitu saja.
Tak lama setelahnya, tukang gulali lewat. Entah kenapa, mungkin sengaja, tukang gulali yang ini berhenti cukup lama didepan rumahnya.
Ia menelan ludah.
Tak lama tukang gulali itu pergi,
"Untunglah," katanya, ia menyakinkan diri kalau nasi lebih enak dari gulali. Kalau ibu nya pulang, pasti sambil membawa beras dengan sesuatu yang enak untuk dimasak.
Satu jam kemudian, Marni, ibu nya datang sambil berlari lari.
Ia menyambut ibu nya dengan sumringah.
"Maaf yah, sebelum kamu bangun tadi ibu tiba tiba dipanggil, dikasih kerjaan buat nyuci pakaian dirumah Bu RW, ini ada nasi uduk ibu bawain."
"Buat Ibu mana?"
"Ibu sudah makan, disana tadi dapat pisang tiga biji."
Anak itu menatap ibu nya. Dia tidak jadi makan. Padahal tadi begitu semangat mau membuka bungkusan nasi uduk yang ada didepannya.
Ibu nya tertegun.
"Kalau begitu ini kita bagi dua yah?"
Anak itu tersenyum. Lalu segera membuka makanan mereka dan langsung menyuapkan nasi ke mulut ibunya.
"PR mu sudah selesai, besok senin loh."
"Semalam sudah aku kerjain," kata anak itu sambil mengunyah nasi uduknya begitu lahap.
"Oke."
ibunya tersenyum.
Sementara agak jauh dari perkampungan itu, ada komplek perumahan disebelahnya. Terlihat Jarot yang pulang kerumah nya yang besar untuk mengambil sesuatu sekaligus makan siang.
Di depan pintu Andro yang kebetulan baru keluar lalu melihat Jarot. Jarot diam, melewati Andro begitu saja.
Tak lama Elias keluar dari dapur menuju ruang tamu.
"Oh papa pulang," kata Elias.
"Iya."
Jarot melewati Elias lalu menuju ruang meja makan. Disitu ada Adikha yang kebetulan sedang minum.
"Papa pulang." Adikha tersenyum.
"Iya." Jarot tersenyum tipis. Tak lama kemudian bi Anum datang, hendak menyiapkan makan siang pada Jarot.
Jarot duduk sambil makan.
"Bi, ambilin barang saya, di meja kamar, barangnya diplastik warna merah."