Tanah Tanpa Hawa

Deany Na
Chapter #8

Bab 7 - Rahasia Lembah Hawa

Arion duduk di meja makan, kue madu di depannya, teh hangat mengepul dari cangkir. Ia memotong sepotong kue dengan tenang, mencoba menikmati rasa manis yang sederhana. Tubuhnya masih agak tegang—rambut palsu dan gaun sudah dilepas, tapi sisa-sisa kebingungan masih menempel.

Luna duduk di seberangnya, tersenyum sambil menyesap teh. Matanya menatap Arion dengan campuran rasa ingin tahu dan kepolosan yang khas. “Jadi… kau benar-benar datang dari jauh, ya?” tanyanya, suaranya lembut tapi penuh semangat.

Arion menatap Luna sebentar, lalu menunduk, menghirup aroma teh. “Ya… dari Tanah Kaelith,” jawabnya datar. “Jalan ke sini… tidak mudah.”

Luna mengangguk, matanya berbinar. “Aku bisa membayangkan. Hutan ini memang rumit. Tapi… Lembah Hawa... cukup berbeda. Di sini, semua bebas. Bebas dari aturan yang keras, bebas dari rasa takut. Perempuan bisa menari, bekerja, bernyanyi—semua sesuai keinginan mereka. Tidak ada yang menilai mereka hanya dari… apa yang mereka miliki atau siapa mereka.”

Arion menatap sekeliling rumah sederhana Luna, cahaya matahari sore menembus jendela, menerangi debu halus yang menari di udara. “Kedengarannya… terlalu sempurna,” gumamnya.

Luna mencondongkan tubuh sedikit, tersenyum nakal. “Tidak sempurna. Tapi… paling dekat dengan itu. Dan sekarang, kau ada di sini. Jadi… kau akan melihatnya sendiri. Tapi, aku harap kau tidak sembarangan. Karena bagi laki-laki sepertimu, tempat ini tidak terlalu aman.”

Arion menatap Luna dengan serius, tapi juga sedikit heran. Gadis ini… begitu polos, tapi seakan tahu lebih banyak dari yang bisa ia mengerti. Ia mengangguk perlahan, meletakkan garpu di meja. “Baik… aku akan mengikuti peraturanmu.”

Luna tersenyum lebar, menepuk tangannya pelan. “Bagus! Nanti kau akan mengerti kenapa semua ini penting. Dan… jangan khawatir. Aku akan membuatmu merasa nyaman, meski ini pertama kalinya kau benar-benar berada di Lembah Hawa.”

Arion menatap Luna, sebentar ingin menjawab, tapi akhirnya hanya menghela napas. Ia menyesap teh, mencoba meresapi aroma manis dan hangat yang seakan menenangkan kegelisahan di dadanya. Di sudut hatinya, ia sadar… Lembah Hawa memang berbeda dari dunia yang pernah ia kenal.

———

Lihat selengkapnya