Malam itu Teisha melihat korban pembunuhan dan sedikit senang karenanya.
Pada hari Jumat, mata kuliah terakhir bubar sebelum sore. Teisha dan teman-temannya membahas tugas kelompok yang harus dikumpulkan Senin besok. Mereka sepakat merampungkan tugas di rumah Priska, yang terletak paling dekat dengan kampus. Orangtua Priska pun ramah, hingga teman-temannya betah bila bertandang.
Berjalan ke halaman parkir kampus bersama anggota kelompok lain, Teisha mengirim pesan pada Mama: Ke rumah teman, pulang rada malam. Balasannya bukan pesan, melainkan panggilan ke telepon Teisha.
“Di mana rumah temanmu?” tanya Mama. “Perlu dijemput Papa?”
“Naik taksi online bisa, kok, Ma. Aku sudah biasa, sudah hafal cara naik taksi yang aman.”
Mama menghela napas. “Mama dan Papa cuma khawatir. Kamu anak perempuan, pulang malam sendirian.”
Kekhawatiran ini, meski kadang menyebalkan, dapat Teisha pahami. Enam tahun menikah, Mama baru hamil, tapi keguguran. Dokter memvonis bahwa Mama tidak bisa lagi mengandung. Maka, bagi orangtuanya, kehadiran Teisha tiga tahun setelah keguguran adalah mukjizat. Mereka cenderung protektif, bahkan mewajibkan Teisha kuliah di dalam kota Jakarta.
“Kemarin Mama baru baca berita tentang korban peram pokan,” lanjut Mama. “Pulang kantor malam-malam, dia ditodong begitu akan naik taksi, padahal jalanan ramai. Kalau kamu lihat orang mencurigakan, langsung teriak yang keras.”
Apakah si korban perampokan tewas? Apakah barang-barangnya jatuh tercecer di aspal? Jika iya, dan Teisha menyaksikannya, dia akan mencari satu dari sekian barang itu. Namun, pada Mama, dia hanya berkata, “Siap, Ma.”
Bersama tiga anggota kelompok lain, Teisha berdempetan di dalam mobil Priska. Di atas jalan raya, langit sore menghampar luas dan kelabu. Selagi mobil merayap di sela puluhan kendaraan lain, para penumpang dan Priska yang mengemudi hanya diam. Mengantuk, Teisha membuka Twitter. Linimasanya sepi, di luar info dari akun berita hiburan.
Ke rumah Priska, bikin tugas kelompok, dia mengetik status.
Datang jawaban dari Riri, teman Teisha di jurusan manajemen: Baru pulang? Kirain, anak akuntansi sudah cabut dari tadi.