Tanda tanya

Ferian ibrahim
Chapter #1

Lembar Pembuka

Pernah, kan? Bertanya-tanya tentang bagaimana keadaan esok hari? Tentang apa yang dijalani hari ini, tentang apa yang terjadi hari ini. Apakah akan berdampak untuk hari-hari berikutnya?

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul seketika dalam kepala Carrisa. Membuatnya berpikir lebih keras, menjadikannya seorang perempuan yang selalu ingin merdeka. Perempuan yang mempunyai buku kamusnya sendiri. Semua harus sesuai aturannya, dan semua harus tetap pada jalannya. Keras kepala, ya?

Biar begitu, Carrisa bukan perempuan yang serta-merta menutup diri. Ia tetap berbaur, ia tetap bersosialisasi. Tapi, bukan untuk bisa dekat dengan semua orang. Ia cuma butuh beberapa saja, yang akan benar-benar ia percaya. Bahkan, hingga detik ini yang tercatat hanya Meira, Bi Endah, dan Pak Hendar—yang mampu membuat dirinya dapat berbicara jujur soal apa saja menyangkut perasaannya.

Bagaimana soal kisah cintanya?

Sebuah pembahasan yang sangat malas dibahas olehnya. Pembahasan yang selalu merujuk pada, “Sudahlah, ganti topik saja.” Baginya, cinta adalah perasaan yang sangat sakral dan penuh hati-hati. Sudah beberapa kali Meira membawakan laki-laki untuknya, dan hasilnya? Nol besar!

Lantas, bagaimana?! Semua terus kembali pada banyaknya tanda tanya. Apakah akan ada laki-laki yang mampu meruntuhkan tembok tebal dalam hati Carrisa? Apakah ada laki-laki yang membuatnya punya alasan untuk begitu bahagia?

Lihat selengkapnya