Tanggung Jawab Pemimpin Muslim

Bentang Pustaka
Chapter #3

Amir Al-Mukminin Juga Manusia Biasa

“Saudaraku, saat ini tampaknya hanya sedikit sekali orang yang mau bersyukur atas nikmat Allah Swt.”

Demikian ucap Abu Al-Miqdam Raja’ bin Haiwah bin Jarwal Al-Kindi, seorang tâbi‘î yang kala itu menjadi penasihat Sulaiman bin ‘Abdul Malik, kepada seorang sahabatnya, Shafwan bin Shalih. Mereka berdua sedang berada di sebuah masjid terindah dan termegah di Damaskus, Suriah, yang bernama Masjid Umawi.

Selain sebagai penasihat penguasa ke-7 Dinasti Umawiyyah, Raja’ bin Haiwah juga terkenal sebagai ahli kaligrafi Islam sekaligus salah satu arsitek Qubbah Al-Shakhrah (Kubah Batu): sebuah kubah berbentuk segi delapan yang terdapat dalam lingkungan Masjidilaksa, Baitulmakdis, Palestina. Kubah tersebut dapat dikatakan merupakan cikal bakal seni Islami, yang tujuan dasarnya untuk mengekspresikan akidah yang terkandung dalam Al-Quran. Kandungan tersebut direpresentasikan oleh lokasi kubah, struktur bangunan, dimensi dan proporsi, bentuk-bentuk yang terdapat padanya, warna-warna yang menghiasinya, garis besar luarnya, hingga simfoni ruang dalamnya.

Saat itu, suasana konflik begitu mewarnai pentas kekuasaan Dinasti Umawiyyah. Berbeda jauh dengan suasana dinasti di bawah pemimpin sebelumnya, Al-Walid bin ‘Abdul Malik. Kala itu, yang menjabat sebagai khalifah dari Dinasti Umawiyyah adalah Sulaiman bin ‘Abdul Malik, penguasa ke-7 Dinasti Umawiyyah yang berkuasa antara 96−99 H/715−717 M. Di bawah kepemimpinannya, Dinasti Umawiyyah sedang dalam puncak kejayaannya. Wilayah dinasti ini, terentang luas antara India di sebelah timur dan Andalusia di sebelah barat.

Selama menjadi orang nomor satu, Sulaiman bin ‘Abdul Malik lebih banyak mencurahkan waktunya untuk menghadapi gempuran pasukan Byzantium dan “memburu” orang-orang yang berusaha menggeser kedudukannya sebagai putra mahkota, dengan mengajukan nama ‘Abdul ‘Aziz, putra Al-Walid bin Marwan. Termasuk orang-orang yang diburunya adalah Muhammad bin Al-Qasim, Penakluk Sind, yang dipecat dari jabatannya dan kemudian dibelenggu sampai berpulang di Wasith.

Lihat selengkapnya