Dua belas tahun kemudian.
"Wahai sekalian... cintailah Rasulullah beserta Ahlul Bait dan para Sahabatnya, wahai para hadirin."
Ceramahku di ujian akhir kelulusan masa Madrasah Aliyah di pesantren.
"Wah kamu tadi ceramahnya hebat banget Annisa" puji Maryam sahabatku seraya menghampiriku yang sedang duduk bersimpuh.
"Engga ko biasa saja" jawabku seraya berbisik... "Sesungguhnya segala pujian itu hanya untuk mu Ya Rabbi."
"Hahaha" tawa Maryam yang sudah berada disampingku kemudian berujar, "Kamu memang gak berubah dari kecil, gak suka di puji" lanjut dia yang rupanya mendengarkan ucapanku.
"Ah engga ko!!" seruku yang kemudian memalingkan pandangan sebab hendak menyaksikan kawanku yang sedang berceramah.
Selepas ujian, aku beserta tiga sahabat. Yaitu Maryam Fatimah dan Asiyah duduk dihalaman depan kelas. Kami saling bertukar cerita, tentang cinta maupun cita cita.
"Fatimah setelah lulus dari pesantren ini, apa yang akan kamu lakukan??" tanya Asiyah yang berada disampingnya.
"Aku kayanya bakalan nikah, secara Abi sama Umi sudah menjodohkan aku dengan seorang lelaki asal Kota Jakarta" jawab Fatimah seraya tersenyum.
"Kalau kamu Asiyah apa yang akan kamu lakukan??" seru Fatimah.
"Kalau aku sih bakalan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi" timpal Asiyah yang kemudian... "Tapi bohong hahaha."
"Ih dasar kamu Asiyah" ujar Maryam yang duduk dihadapannya.
"Bohong bohong bener ko" seru Asiyah seraya melambaikan tangannya bak daun yang ditiup angin.