Tangis

Mery Nurfa Dilla
Chapter #2

Chapter 1 (Vanesha Salsabilla)

Seorang wanita paruh baya membuka pintu kamar yang bertuliskan “Vanesha Salsabilla”. Perlahan dia masuk dengan membawa segelas susu coklat yang masih hangat. Wanita itu menggelengkan kepalanya ketika tengah melihat Vanes tertidur di meja belajar miliknya dengan tumpukan kertas.

“Non, bangun!” ujarnya sambil mengusap kepala Vanes.

“Hoaam,” erangan keluar dari mulut Vanes sembari membuka matanya perlahan.

“Sudah berapa kali bibi bilangin, meskipun Non Vanes sibuk tapi istiraha yang cukup, Non.”

“Iya bi, ketiduran doang kok.”

“Yaudah, ini bibi bawain susu hangat kesukaan Non Vanes yang paling cantik. Habis ini jangan lupa salat dan siap-siap berangkat ke sekolah. Bibi siapin bekal dulu,” ujarnya.

“Siap laksanakan komandan,” jawab Vanes sambil bersikap hormat sehingga mengundang tawa diantara percakapan singkat mereka.

***

 

“Pagi, Bi,” teriak Vanes ketika memasuki dapur.

“Sudah siap, Non? Cepat sekali, Bibi juga sudah menyiapkan nasi goreng kesukaan Non Vanes,” ujarnya dengan memberikan kotak bekal berwarna biru langit dan diterima dengan senang hati oleh Vanes .

“Terima kasih, Bi,” ucapnya sembari memasukkan kota bekal ke dalam tas.

Vanes celingak-celinguk kesana kemari, “Masih belum bangun, Bi?” tanyanya.

“Sepertinya belum, lagian Non Vaneshnya saja yang kepagian berangkatnya, masih pukul 6 pagi loh ini, tuan dan nyonyakan berangkat biasanya pukul 8,” jawab Bibi.

Lihat selengkapnya