Tanpa Batas Waktu

Liliyanti
Chapter #7

Julie

Sabrina duduk terpekur mendengar cerita Fiona, mereka sedang makan siang berdua. Kemarin Fiona bersama Vincent menghadiri pemakaman Vivien, beberapa teman mereka ada yang hadir juga.

Sabrina berhalangan karna ditugaskan ke luar kota bertemu klien yang sudah membuat janji dari jauh hari sehingga tidak mungkin dibatalkan. Berita kematian mendadak Vivien membuat mereka semua sangat terkejut, mengingat mereka baru bertemu sebulan yang lalu di acara reuni.

"Menyedihkan sekali melihat mereka yang biasa tampil percaya diri dan keren menjadi begitu rapuh dan kelihatan hancur. Julie bahkan menangis terus, Thalia dan Laura dengan mata bengkak mencoba untuk tegar." Kata Fiona.

"Kita yang tidak dekat dengan Vivien aza merasa terkejut dan sedih, apalagi mereka yang bersahabat dengannya sejak dulu. Vivien masih sangat muda, ini sungguh menyedihkan." Sabrina berkata dengan sedih.

"Kasian sekali ibu Vivien, begitu hancur dan terus menerus menyalahkan dirinya sendiri. Kakak Vivien berusaha menenangkannya, semua pelayat tidak mampu melihatnya." Cerita Fiona lagi.

"Serangan jantung tidak mengenal usia ya, sepertinya kita harus rajin olahraga mulai sekarang Fio, apa kita sebaiknya mulai mendaftar di tempat gym ya?" Gumam Sabrina.

"Sebenarnya ada desas- desus Sa, tapi ga tau benar apa ga--- Vivien katanya errr mengakhiri hidupnya sendiri." Kata Fiona bergidik.

"Apa???? Mungkin hanya berita hoax ga jelas, rasanya Vivien tidak mungkin-- dia kelihatan baik-baik aza dan memiliki segalanya." Sabrina terperangah tidak percaya.

"Makanya rasanya sulit dipercayai, biasalah orang-orang suka menyebar berita hoax. Apapun itu kita doain Vivien mendapat tempat terbaik di sisi-NYA." Doa Fiona yang diamini oleh Sabrina.

Sabrina dan Fiona melanjutkan makan siang dengan muram, dalam sebulan mereka telah mendengar 2 berita dukacita teman Sma mereka dulu, Zack dan Vivien. Walaupun tidak dekat, berita kematian mereka tetap membuat Sabrina dan Fiona merasa sedih.

Setelah makan siang Fiona mengantar Sabrina pulang ke rumahnya. Hari Sabtu Sabrina ke kantor hanya setengah hari. Begitu masuk ke rumahnya, Sabrina melihat ada sebuah paket di atas meja tamu. Dilihatnya namanya tertera di sana.

Sabrina mengerutkan kening mengingat-ingat apakah dia ada memesan barang, Sabrina membuka bungkusan paket itu dan tampak sebuah kotak hitam dengan tulisan brand yang Sabrina tau dia tidak mampu membelinya.

Sabrina masih mempunyai tanggungan cicilan rumah dan mobil sehingga dia tidak pernah membelanjakan uangnya untuk barang yang tidak penting, apalagi dia berencana membuka kantor sendiri suatu saat nanti.

Dengan bingung Sabrina membuka ikatan pita putih itu dan kertas pelapis yang membungkus tas kulit hitam yang cantik. Diraihnya bungkusan yang dibukanya tadi dan mencari nama pengirim, akan tetapi hanya ada namanya sebagai penerima dan tidak ada keterangan pengiriman juga.

Jadi bisa dibilang paket ini diantar langsung dan ibunya yang menerimanya. Sabrina segera menekan nomor telpon selular ibunya.

"Hai Ma, aku uda pulang dan di meja ada sebuah paket buatku, tapi tidak ada nama pengirimnya. Tadi paketnya diantar oleh kurir ato siapa ya Ma?" Tanya Sabrina.

"Oh itu Mama juga tidak jelas siapa yang anterin Sa, uda ada di depan pintu ketika Mama keluar tadi, mungkin kurirnya ketuk pintu dan Mama ga dengar. Itu bukan pesananmu kah?" Jawab Ibu Sabrina.

"Bukan Ma, mungkin salah kirim juga, ya uda Ma met makan siang ya, salam buat Tante Fifi." Tutup Sabrina.

Sabrina membungkus kembali tas mahal tersebut, dia tidak bisa menerka siapa pengirimnya. Tas semahal itu tidak mungkin dikirimkan oleh teman-temannya sebagai kejutan, lagipula ulangtahunnya juga masih lama.

+ Tapi kalau salah kirim tidak mungkin juga Sa, jelas-jelas itu namamu dan diantar langsung loh.

- Sayang sekali ibuku tidak bertemu dengan kurirnya.

+ Coba ingat-ingat kamu punya penggemar tajir ga?? 🤭🤭

- Hmmmm rasa-rasanya juga ga sampai beliin aku tas semahal ini, kalo klien juga rasanya ga mungkin deh.

+ Ya uda simpan aza dulu Sa, atau kamu mau jualin murah ke aku gaaa 😜😁

- Jiahhhh maumu yaaa..hahaha..aku simpen setaun dulu deh, kalo ga ada yang datang nge-klaim aku terima penawaranmu 😬

Sabrina menyimpan kotak tas itu ke atas lemari bajunya, dan tersenyum membayangkan Fiona yang pasti akan berjingkrak kesenangan kalau Sabrina benar-benar menjual murah tas itu kepadanya.

Sabrina mendengar derum mobil dari arah depan, dia mengintip penasaran dari celah gorden. Dilihatnya sebuah mobil putih berhenti di rumah depan, pintu belakang terbuka dan seorang perempuan seusia ibunya turun dan masuk ke dalam pagar.

Mobil itu langsung pergi lagi, Sabrina belum pernah bertemu dengan pemilik rumah depan itu. Ibunya hanya pernah bertemu dengan sopirnya yang datang mengambil titipan paket kiriman, sementara untuk sang pemilik masih belum pernah.

Lihat selengkapnya