Robert mendorong koper kecilnya menuju restoran, dilihatnya menu yang terdapat di buku menu yang terdapat di luar restoran. Seorang pramusaji berdiri di situ sambil menerangkan dengan ramah.
Akhirnya Robert memutuskan untuk makan di restoran itu, didorongnya kopernya menuju meja paling pojok, dia mungkin akan lama di sana. Robert memesan Hongkong fried rice dan segelas Americano.
Pesawat yang akan membawanya pulang baru akan boarding 4 jam lagi, dia merenggangkan kakinya yang kaku karna kelamaan duduk di pesawat tadi. Restoran itu dipenuhi penumpang pesawat dari berbagai negara yang sedang transit, tidak lama kemudian minuman Robert diantarkan oleh Pramusaji.
Robert sudah 4 tahun tidak pulang, kali ini dia akan pulang selama beberapa bulan, izin cutinya dikabulkan oleh Perusahaan. Robert kangen dengan keluarga, teman, makanan dan suasana kampung halaman. Hanya ada ganjalan dihatinya yaitu teror yang melanda teman-teman IPA-3 dulu.
Robert membawa informasi yang pasti akan mengejutkan semua teman-temannya, dan mungkin ini akan menjadi kunci pembuka siapa peneror mereka semua. Robert sudah tidak sabaran mengabarkan kepada mereka semua.
Robert menunggu selama beberapa malam ketika melihat lagi wanita yang mirip Ibu Zack, padahal Robert sudah menyerah saat itu. Wanita itu duduk di meja bundar bersama teman-temannya.
Robert lalu membuat sparkling pomegranate cocktail dan meminta pramusaji untuk mengantarkannya kepada wanita tersebut sebagai compliment darinya. Robert melihat wanita itu menerimanya dengan terkejut lalu menoleh ke arah Robert yang tersenyum kepadanya dengan ramah.
Wanita itu menunggu sampai Robert sudah tidak sibuk dan sedang santai, dirinya baru datang menghampiri Robert. Wajah lembut dengan mata sayu-nya tetap sama hanya kelihatan menua, tetapi secara penampilan sungguh berubah total.
Seingat Robert, Ibu Zack sangat sederhana dengan riasan wajah yang simpel dan rambut pendeknya. Wanita yang berdiri dihadapannya saat ini begitu sempurna dengan makeup flawless-nya, rambut panjangnya dicurly indah, dia mengenakan midi halter dress berwarna hitam yang elegan.
"Selamat malam Madam, apakah Anda menyukai cocktailnya?" Sapa Robert dengan sopan.
"Oh Selamat Malam, terimakasih atas cocktail yang enak itu." Ibu Zack agak terkejut ternyata Robert berasal dari Negara yang sama dengannya.
"Maafkan kalau saya salah, tetapi apakah Anda benar adalah Ibu dari teman Sma saya dulu, Zack??" Tanya Robert.
Mata dibalik lentiknya bulumata itu tampak berkedip terkejut, wajahnya agak berubah tetapi dengan cepat dia tersenyum ramah kembali.
"Benar sekali, Zack adalah putra saya, sungguh kebetulan sekali bisa bertemu dengan teman Sma Zack disini."
"Perkenalkan nama saya Robert, saya sudah bekerja selama 6 tahun di Perusahaan ini Madam, dan sangat senang bisa bertemu dengan tamu yang saya kenal." Kata Robert sambil agak membungkuk.
"Panggil saya Tante saja, senang bekerja di sini Robert? bisa berkenalan dengan banyak orang dari berbagai negara." Tanya Ibu Zack.
"Itu adalah salah satu kelebihan bekerja di kapal, terus terang selain gajinya yang tinggi. Tidak enaknya adalah harus jauh dari keluarga dan tanah air sendiri." Ujar Robert sambil tersenyum.
"Benar sekali Robert, sudah lama tidak pulang ya?" Ibu Zack bertanya.
"Sudah lama Tante tapi syukurlah setelah kapal ini menyelesaikan pelayarannya, saya diizinkan cuti, jadi saya akan pulang selama beberapa bulan. Maaf Tante sekarang tinggal di Amerika?" Tanya Robert dengan hati-hati.
Ibu Zack tidak langsung menjawab, dia kelihatan agak gelisah. Robert tidak mendesaknya juga, kebetulan ada orderan dan Robert lalu sibuk meracik minuman untuk tamu-tamu, Ibu Zack masih tetap duduk sampai Robert selesai, setelahnya Robert ismeminta maaf membuatnya menunggu.
"Oh tidak apa-apa Robert, iya saya sekarang tinggal di Amerika. Sebenarnya sudah agak lama saya tinggal di Amerika." Jawab Ibu Zack.
"Negara liberal yang multikultural tetapi sangat menarik untuk ditinggali. Maaf mengingatkanmu akan hal yang menyakitkan, tapi saya turut bersedih akan Zack, Tante." Robert berkata dengan tulus.
"Saya memang tidak akrab dengan Zack saat sekolah dulu, bahkan kurasa aku--kami dulu sering menganggunya. Setelah dewasa saya menyadari bahwa kenakalan kami dulu pasti melukai Zack. Saya benar-benar meminta maaf atas kesalahan saya dulu Tante." Robert menyampaikan permohonan maafnya dengan sungguh-sungguh.
"Saya memang tidak bisa menyampaikan permohonan maaf langsung kepada Zack saat ini, tetapi izinkanlah saya menyampaikan duka cita dan penyesalan terhadap perbuatan saya dulu kepada Zack." Lanjut Robert.
Ibu Zack duduk terpekur dikursinya, dia sangat terkejut dan kehilangan kata-kata. Robert memahami perasaan Ibu Zack, bagaimana putranya dulu sering dirundung dan harus mengalami kematian diusia muda.
Luka dihati Ibu Zack memang tidak akan bisa disembuhkan dengan permohonan maaf Robert, tetapi setidaknya Ibunya harus tau bahwa mereka menyesal telah merundung Zack dulu.
Robert membuat pesanan minuman untuk tamu lagi, dilihatnya Ibu Zack beranjak dari kursinya dan kembali ke kursi tempatnya duduk tadi bersama teman-temannya. Robert memaklumi reaksi Ibu Zack, setidaknya dia merasa lega sudah melakukan yang seharusnya dilakukannya.
Ternyata tidak lama kemudian Ibu Zack kembali lagi ke bar counter, dan teman-temannya tampak meninggalkan bar, jadi Ibu Zack hanya pergi untuk mengatakan bahwa dia akan tetap di bar sementara teman-temannya sudah hendak pergi.
"Saya menghargai kejujuranmu dan permohonan maafmu. Masa sekolah Zack memang tidak mudah, dia selalu menjadi objek perundungan, padahal bukan salahnya menjadi anak yang tidak mempunyai ayah ataupun tidak berasal dari keluarga berada." Ibu Zack berkata dengan nada sedih.
"Saya selalu merasa bersalah kepada Zack, tetapi anak itu selalu menghiburku, dia tidak pernah ingin membuatku repot ataupun sedih dengan masalahnya. Zack selalu memendamnya seorang diri, akibatnya berefek buruk terhadap kesehatan mentalnya." Lanjut Ibu Zack lagi.