Tanpa Batas Waktu

Liliyanti
Chapter #23

Titik terang

Sabrina memutar kembali mobilnya ke arah rumahnya, dia benar-benar teledor melupakan kado Amy yang berulang tahun hari ini. Mereka akan merayakan bersama seluruh tim di Karya Muda Interior.

Hari ini seluruh anak kantor makan siang di Korean Restaurant yang sudah dibooking oleh Amy, yang sedang melalukan pekerjaan di luar juga mendapatkan jatah nasi box. Amy merayakan ulangtahunnya seraya mensyukuri semua hasil kinerja seluruh tim.

Sabrina dan tim desainernya membelikan sebuah jam tangan untuk Amy, Sabrina yang pergi membelinya kemarin dan sudah dibungkus dengan cantik oleh toko jam-nya. Jam tangan yang cantik dengan harga yang lumayan mahal tetapi seluruh tim desainer menyayangi dan menghargai Amy jadi semua setuju untuk membelinya.

Sabrina memasuki perumahannya, dia balas melambai kepada Satpam yang melambai kepadanya. Sabrina berbelok ke arah blok rumahnya, suasana jalan terasa lenggang. Dari jauh Sabrina melihat ada seseorang yang memasuki pagar rumahnya.

Insting Sabrina mengatakan agar dia memelankan mobilnya, lalu menghentikan mobilnya sekitar beberapa rumah dari rumahnya sendiri. Orang itu lalu menghampiri pintu depan rumah Sabrina dan membungkuk menaruh sesuatu di sana.

Sabrina merekam semua itu dari jauh, walau tidak jelas wajah pria tersebut tetapi kelihatan dari jauh dia bertubuh tinggi dan kurus. Sabrina tidak berani mendekati rumahnya sendiri ataupun menangkap langsung pria tersebut, dia takut kalau pria itu adalah pria yang sama yang menyusup ke rumahnya dan memukulnya.

Setelah meletakkan barang di depan pintu Sabrina, pria itu keluar dari pagar dan dengan terperangah Sabrina melihatnya masuk ke dalam mobil putih di rumah depan, lalu mobil tersebut jalan yang untungnya menuju arah sebaliknya dari mobil Sabrina berhenti.

Mobil putih tetangga depan memang terparkir dari pagi di depan rumahnya, Sabrina menganggap bahwa penghuninya yang misterius berada di rumahnya. Sabrina menjalankan mobilnya menuju rumahnya dengan jantung berdegup kencang, dia turun dan melihat sebuah paket yang ditujukan untuknya tanpa nama pengirim.

Sabrina shock menyadari bahwa pengirim misterius selama ini adalah tetangga depan. Dengan tangan gemetaran dia masuk ke dalam rumahnya dan membuka paket tersebut, sebuah kotak perhiasan dengan seuntai kalung berlian yang cantik, dengan terpesona Sabrina mengamati kalung tersebut.

Sabrina akan sangat senang kalau yang memberikannya kalung cantik yang kelihatannya mahal itu adalah seseorang yang dikenalnya, bukan pengirim misterius seperti ini. Sabrina terhenyak, bertanya-tanya apakah pengirimnya Pak Frans?? Siapakah dia?? Apakah seseorang yang dikenalnya?? Apakah Frans itu nama asli ataukah palsu??

Sabrina menganggap pengirim misterius sama dengan si penyusup, tetapi melihat postur tubuh pria tadi sepertinya bukan si penyusup. Pria tadi kurus sekali, penyusup yang memukulnya itu mempunyai tubuh yang tegap.

Sabrina berpikir bahwa pria tersebut sepertinya si sopir, jadi pengirim sebenarnya adalah Pak Frans atau siapapun nama sebenarnya orang itu. Dengan ngeri Sabrina berpikir bahwa ada kemungkinan penyerangnya adalah tetangganya sendiri.

Sabrina memutuskan akan membicarakan hal ini nanti dengan Fiona, sekarang dia buru-buru masuk kembali ke kamar tidurnya, meletakkan kotak perhiasan itu di atas lemari di sebelah kotak tas. Sabrina mengambil kado Amy dan keluar lagi dari rumahnya. Dengan bergidik Sabrina melihat ke arah rumah depan sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Restoran Korea tempat mereka merayakan acara ulang tahun Amy tampak ramai di jam makan siang, meja mereka sudah disiapkan di dalam ruangan besar yang bisa memuat mereka semua. Sebuah kue ulang tahun besar di taruh di tengah ruangan.

Kompor grill dinyalakan di setiap meja dan pramusaji sibuk menyajikan berbagai daging dan sayur ke meja-meja. Sang pendiri Karya Muda Interior, Pak Ivan memulai pidato ucapan ulang tahun kepada Amy yang ke 37 serta pujian dan ucapan terimakasih kepada Amy yang sudah hampir 10 tahun berkarya di Karya Muda Interior.

Semua bertepuk tangan dan Amy tersenyum berseri-seri mengucapkan terimakasih. Mereka semua lalu menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun mengiringi Amy yang meniup lilin kuenya dan dengan dibantu oleh pramusaji restoran memotong kue tersebut untuk dibagikan kepada semua tamu yang hadir.

Daging-daging yang disajikan adalah daging yang segar dan dari kualitas terbaik. Harum semerbak daging yang digrill memenuhi ruangan diselingi oleh obrolan dan senda gurau. Sabrina larut dalam suasana pesta ulang tahun sehingga melupakan kejadian tadi pagi, dia asyik mengobrol dengan Arsitek Diana mengenai fenomena bitcoin yang lagi meroket.

Mereka menghabiskan waktu selama hampir dua jam di Restoran, setelah itu baru kembali ke kantor. Sabrina berjalan bersama Luna keluar dari ruangan mereka ketika dia melihat Pak Ivan sedang berbicara dengan seseorang yang dikenalnya, Hugo.

"Bicara dengan siapa Pak Ivan?? Cakep banget gilaaa." Bisik Luna kepada Sabrina.

Sabrina belum juga membalas Luna ketika Pak Ivan melihat ke arah mereka dan melambai memanggil mereka. Dengan heran Sabrina dan Luna berjalan mendekati Pak Ivan. Hugo terkejut melihat Sabrina yang tersenyum kepadanya.

"Ini salah satu dari tim desain interior kami Hugo. Sabrina dan Luna, ini Pak Hugo yang kebetulan hendak mendesain ulang interior kantornya. Nanti kalian bisa kirimkan contoh desain kepada Pak Hugo." Kata Pak Ivan.

"Saya kenal Sabrina Pak Ivan, saya rasa saya akan memakai jasa Sabrina saja Pak." Kata Hugo dengan ramah sambil mengangguk kepada Sabrina.

"Ohya?? Kebetulan sekali kalau begitu. Sabrina, kamu harus melakukan yang terbaik untuk Pak Hugo, ini salah satu teman baik saya. Perusahaan Pak Hugo ini memasok daging-daging segar yang disajikan tadi." Puji Pak Ivan.

"Baik Pak, saya pasti akan melakukan yang terbaik untuk Pak Hugo, ini kartu nama saya Pak, kapanpun kantor Pak Hugo siap untuk disurvey, silahkan kontak saya." Sabrina memberikan kartu namanya kepada Hugo.

"Baik, saya akan segera mengabari Anda secepatnya." Balas Hugo sambil menerima kartu nama Sabrina.

Sabrina dan Luna lalu berpamitan dengan Pak Ivan untuk segera kembali ke kantor, Luna mempunyai janji briefing dengan kliennya. Begitu mereka naik ke dalam mobil Sabrina, Luna segera mencecar Sabrina,

"Bahkan dari dekat lebih cakep lagi Sa, kamu kenal darimana?? Jangan-jangan dialah penyebab kamu menolak semua teman Teddy ya??"

"Bukannnn Lun, asal tebak aza. Hugo itu pacar teman Sma-ku dulu. Pacarnya itu cantik sekali, modis lagi." Ujar Sabrina sambil tertawa dengan tebakan Luna.

Melihat Hugo mengingatkan lagi Sabrina akan kejadian tadi pagi. Sabrina akan segera menelpon Fiona begitu sempat, pikiran kemungkinan dalang yang mereka cari tinggal sedekat itu dengannya membuat bulu kuduk Sabrina berdiri.

Sabrina menelpon Fiona untuk menceritakan kepadanya kejadian tadi pagi, Fiona sangat terkejut mendengarnya dan segera mengatakan bahwa dia akan mengunjungi Sabrina di rumahnya bersama Vincent.

Vincent memeriksa kalung berlian itu dengan mata telanjang. Dia menimang-nimang kalung itu dan dengan mata profesionalnya, Vincent bisa mengatakan berliannya berkualitas bagus dan setidaknya bernilai 0.8 atau 0.9 karat untuk karatnya.

"Siapapun yang mengirimkanmu hadiah-hadiah ini pasti sesorang kaya yang sangat mengagumimu." Kata Vincent.

Lihat selengkapnya