Tanpa Batas Waktu

Liliyanti
Chapter #27

Adam

Antoni menggerakkan lengan dan jari-jarinya dengan gembira, dia memamerkan hasil fisioterapi pada saraf-saraf tangannya kepada Vincent, Robert dan Lionel yang datang menjenguknya. Teman-temannya melihat perkembangannya dengan senang.

"Kukira aku tidak akan pernah normal kembali, ternyata aku bisa bertahan sampai hari ini." Suara Antoni terdengar riang.

"Kamu benar-benar tangguh Ton, aku salut kepadamu." Puji Lionel.

"Trims, kalian semua juga banyak memberi dukungan kepadaku. Ohya ini informasi menarik dari karyawanku mengenai insiden kebakaran itu." Antoni lalu menceritakan percakapannya dengan Ryan.

"APA??? Adam nama orang dicurigai menyebabkan kebakaran tokomu?" Vincent setengah berseru begitu Antoni selesai bercerita.

"Kenapa Vin, kamu kenal Adam? Wajahmu seolah baru mendapatkan durian runtuh." Tanya Robert heran.

"ADAM adalah nama pemilik mobil yang meneror Sabrina dengan kiriman-kiriman misterius dan yang menyusup ke rumahnya!!" Tukas Vincent dengan semangat.

Saat Vincent menuju rumah Antoni, Lusia menelponnya. Lusia menceritakan kepada suaminya tentang permintaan tolong Vincent, dan suaminya ragu bahwa temannya akan memberikan data diri customernya tanpa alasan kuat.

Akhirnya Lusia harus mengorbankan bagian belakang mobilnya. Dia menabrakkannya sendiri sehingga bagian belakang mobilnya penyok dan bumper sampai terlepas. Menurutnya hal itu sepadan dengan hasil yang akan mereka dapatkan.

"Suamiku membawa mobilku ke show room temannya, dan ehmmm berbohong bahwa mobilku ditabrak lari. Karna platnya palsu jadi mau tidak mau dia meminta tolong temannya untuk mengecek data pembeli mobil dengan warna dan tipe tersebut." Lusia bercerita.

"Wow Lusi, sorry tentang mobilmu. Apakah asuransi ada meng-cover perbaikannya?" Tanya Vincent.

"Aku tidak punya jalan lain Vin, sementara kita harus segera menangkap pelaku teror. Tapi tenang saja, asuransiku meng-cover koq." Lusia berkata.

"Nah, tipe dengan warna putih tersebut ketika pertama kali dilaunching hanya ready sebanyak 15 unit. Dari 15 pembeli itu dikerucutkan menjadi 10 lalu 5. Dari 5 pembeli itu yang berpotensial menjadi pelaku sisa 2." Kata Lusia panjang lebar.

"Salam untuk Sherlock Holmes dan Watson." Vincent bersiul kagum dan Lusia tertawa.

"Kami hanya beruntung mengenal beberapa customer, sisanya diseleksi dari alamat tempat tinggal, dan hanya 2 orang yang agak meragukan. Kami mengunjungi rumah kedua orang itu. Alasanku kubalik bahwa aku tanpa sengaja menyenggol mobil bertipe seperti punyanya dan hendak mencarinya untuk mengganti rugi." Tutur Lusia.

" Yang satu sudah tua dan dibelikan oleh anaknya, jadi tidak mungkin dia sang pelaku. Yang kedua customer bernama Adam yang sangat mencurigakan Vin. Seorang wanita bersama balitanya yang menerima kedatangan kami." Sambung Lusia.

"Dia mengatakan bahwa mereka tidak memiliki mobil putih tersebut, di garasinya ada sebuah sedan hitam yang merupakan satu-satunya mobil keluarganya. Suaminya selalu memakai sepeda motor untuk berangkat kerja." Kata Lusia.

"Padahal identitas pembeli di dealer jelas-jelas atas nama suaminya ya. Jadi mungkin ada seseorang yang membeli mobil tersebut dengan menggunakan identitas si Adam ini." Vincent menyimpulkan.

"Itu juga perkiraan kami Vin. Yang pasti wanita tersebut tidak mengetahui soal mobil tersebut, bahkan dia tidak tahu menahu soal pekerjaan atau dimanapun suaminya bekerja. Aneh bukan?" Lusia berkata dengan heran.

"Aneh sekali seorang istri tidak mengetahui tentang pekerjaan suaminya sama sekali. Apakah dia tidak pernah bertanya?" Vincent sependapat.

"Kan aku tidak mungkin bertanya sampai begitunya Vin. Tetapi aku percaya kepada kata-katanya, dia kelihatan begitu nelangsa--seperti sangat tertekan." Ujar Lusia.

"Aku mengerti Lusi, kalian hebat bisa sampai menemukan Adam ini." Kata Vincent tulus.

"Sayangnya tidak ada foto di ruang tamunya Vin, kalau ada kan bisa dilihat apa ada kemiripan fisik dengan orang direkaman Sabrina." Kata Lusia menyayangkan.

"Walaupun begitu, berhasil mendapatkan nama pemilik mobil itu saja sudah sangat bagus Lusi. Terimakasih banyak atas usahamu, salamku untuk Steven." Ujar Vincent.

"Semoga informasi ini bisa klop dengan informasi yang lain Vin." Timpal Lusia.

"Aku lagi di jalan hendak ke rumah Antoni. Robert dan Lionel juga menuju ke sana, kata Antoni karyawannya memberikannya informasi menarik. Aku akan kabari di grup nanti, bye Lusi." Tutup Vincent.

Informasi dari Lusia dan Antoni menarik ujung benang yang mereka cari selama ini--Adam. Vincent sangat bersemangat, mereka menunggu informasi dari kakak Lionel lagi untuk melengkapi kecurigaan terhadap Adam, supaya mereka bisa melaporkan sebuah nama untuk diselidiki oleh kepolisian.

"Vin, kirimkan video yang direkam Sabrina kepadaku. Aku akan mengirimkan kepada Ryan, biar dia lihat apakah mirip dengan sosok Andy atau si Adam itu." Kata Antoni kepada Vincent.

"Benar juga Ton, sayangnya agak jauh dan tidak kelihatan wajahnya tetapi dari sosoknya bisa coba dilihat ada kemiripan tidak." Vincent lalu mengirimkan video tersebut kepada Antoni.

"Kalau benar Adam yang sama, maka rekaman itu bisa dijadikan barang bukti kepada Polisi." Kata Robert.

"Menurut Kakakku, kepolisian sepertinya sudah mendapatkan jejak penembak Josh, tetapi mereka bergerak dalam diam makanya tidak diberitakan dulu." Sambung Lionel.

"Heiii, Ryan sudah membalas, katanya sosoknya mirip dengan si Andy!! Tetapi dia tidak yakin 100% karna tidak jelas wajahnya tapi posturnya kurang lebih begini." Antoni membaca balasan pesan dari Ryan.

"Potongan puzzle satu persatu mulai tersusun, aku tidak sabar menunggu gambaran utuhnya." Ujar Vincent penuh harapan.

(Fiona): Tidak, aku tidak mengenal yang namanya Adam.

(Gladys): Aku juga, tetapi Adam mungkin saja suruhan hmm Zack misalnya.

(Dion): Bahkan Zack saja tidak jelas dimana.

(Sonny): Sepertinya dia tidak berada di sini, masa tidak ada seorangpun yang mengenalnya ataupun pernah melihatnya.

(Alicia): Sejauh ini yang aku cek, tidak ada Zack di Universitas manapun, Zack yang lain ada tetapi bukan Zack teman kita.

(Sabrina): Kalau Zack tidak ada di sini, maka kecurigaan kepada Zack adalah kekeliruan.

(Sella): Jadi siapa dong?? Pelaku potensial memang hanya Zack.

(Vincent): Bersabarlah lagi, aku yakin tidak lama lagi akan terkuak. Btw semua aman ya, tidak ada lagi yang mendapat teror?

(Georgina): Sejauh ini aman Vin, apa dia tau kita lagi nyelidiki ya makanya dia memantau dulu.

(Thalia): Aku tidak tau apakah ini teror atau bukan, tetapi aku mendapat kiriman tanpa identitas.

(Vincent): Kapan Thalia? Kiriman apa? Pake kurir ya?

Lihat selengkapnya