Tanpa Kata

Mayhtt
Chapter #4

Awal Peperangan

Beberapa hari berikutnya setelah pulang sekolah, semua siswa yang terdaftar sebagai pengisi acara, dikumpulkan di lapangan sekolah. Perkenalan panitia, jadwal dan lain-lain pun dijelaskan di tengah-tengah terik matahari. Saat siswa yang lain berdiri berpanas-panas ria mendengar arahan, aku dan Shaniar sengaja memilih barisan paling belakang. Kami agak menjauh dari barisan dan jongkok menopangkan kepala ke lutut. Pemandangan indah taman aula jadi pilihan tepat saat matahari terik sedang berada tepat di atas kepala. Bayangan siswa lain pun jadi peneduh menangkal sinar matahari.

Kami mulai berbicara tentang apa saja yang terlintas di kepala. Sekilas saat menoleh ke arah lain, aku melihat “si Lesung Pipi” yang sedang tertawa bersama temannya dan wajah cemberut kakak kelas mereka kerjai. Mungkin karena hanya sekilas, jadi aku tidak mendapatkan kesan apa-apa selain lesung pipinya itu, yang sepertinya memang tidak akan bisa ditutupi. Maksudku, itu sudah jadi ciri khas. Hal pertama yang langsung terlihat saat melihat dia.

“Drew, yakin kau mau ikut drama?”

“Sebenarnya setengah yakin, tapi mau bagaimana lagi. Nggak ada pilihan lain, Shan. Tari sama paduan suara udah overload. Kalau solo, duet atau trio, tahu sendirilah kualitas suaraku.”

“Ck! Lagian kenapa nggak langsung daftar grup paduan suara aja. Kan, kita bisa sama-sama latihan.”

“Ya, udahlah, yang berlalu biarlah berlalu, Shan. Lebih baik sekarang fokus latihan ajalah. Supaya nggak malu-maluin nanti.” Aku tidak memberitahu justru akulah yang menolak masuk paduan suara.

Lihat selengkapnya