Drew, maaf ya yg tadi siang
Aku gk sengaja ikut ketawa, Drew
Read
Pesan Shaniar sudah 5 menit kubiarkan. Aku masih asyik menikmati pop mie, cemilan malamku, sambil mempertimbangkan apakah aku akan memaafkannya atau tidak. Jika aku memaafkannya, apakah dengan gratis atau dengan traktiran bakso kantin selama sebulan penuh. Hahahahaha...
Apa aku terlalu kejam terhadap sahabatku itu, ya? Kalau diingat-ingat bagaimana kami bisa bertemu dulu, sepertinya memang sedikit kejam.
Aku dan Shaniar pertama kali bertemu di acara MOS sekolah. Kami berdua sama-sama terlambat datang di hari pembukaan MOS. Hanya kami berdua. Kak Adam, yang waktu itu juga sudah menjadi ketua OSIS, memarahi kami. Belum habis rasa malu karena di marahi, kami disuruh maju ke atas panggung. Sebagai hukuman, kami harus menirukan bermacam-macam hewan di hadapan dua ratusan siswa baru lainnya sambil diiringi musik. Ternyata dari peristiwa itulah kami menyadari bahwa kami memiliki satu persamaan, sifat “bodo amat”. Bedanya aku sedikit lebih tertutup dan dia sangat welcome terhadap siapapun.
Sedari awal aku merasa sangat cocok bersama Shaniar karna dia tidak memaksaku dengan pertanyaan-pertanyaannya. Berbeda jika dia yang kutanya, dia akan menjawab semua pertanyaanku tanpa terlewat. Dari ekspresinya berbicara aku tahu sifatnya sangat berbeda denganku, tapi dia selalu berusaha menghargaiku dengan semua sifat-sifatku. Aku pun sangat menghargai apapun yang ada dalam dirinya dan mulai merubah diri lebih terbuka padanya. Aku sangat beruntung menemukan sahabat seperti dia. Aku berharap dia juga beruntung bersahabat denganku.
Sebelum memulai aksi, kami saling tersenyum terlebih dahulu satu sama lain. Tentunya dengan senyum let’s break the party, lalu spontan menirukan gerakan hewan apapun yang terlintas dalam kepala kami. Bersama goyangan maut dan diiringi musik dangdut yang sedang viral saat itu, Keong Racun, suasana di aula riuh sorak-sorai. Beberapa siswa dan mentor pun ikut maju ke depan bergoyang bersama kami. Bahkan guru pembina MOS juga ikut maju membawa beberapa lembar uang sawer menambah suasana riuh acara. Aku yang awalnya bergerak kaku jadi ikut tidak terkendali mengikuti gerakan Shaniar yang sudah keluar jalur. Bukan hanya gerakan hewan-hewan lagi, tapi benar-benar gerakan yang tidak terkendali.
Aku senyum-senyum sendiri setiap kali mengingat kejadian itu. Kasihan Shaniar, sahabatku, tidak seharusnya aku jadi drama queen dan lampiaskan kesalku padanya.
Ia, it’s ok shan...
Aku jg minta maaf td trll drama queen hehe
Maaf jg td aku lgsg pulang ga nungguin