“Drew, tadi pagi di gerbang sekolah kak David minta nomor handphonemu,” ucap Shaniar tiba-tiba saat kami sedang mengerjakan tugas Matematika. Guru matematika tidak hadir karna sakit. Tidak ada guru pengganti jadinya kami disuruh mengerjakan soal-soal yang telah beliau persiapkan. Di tengah riuh suasana kelas aku bisa mendengar sangat jelas ucapan Shaniar.
“Memangnya kalian belum tukar nomor handphone, ya?”
Aku menggelengkan kepala.
“Kok bisa? Bukannya kalian udah pulang sama-sama? Masa nggak ada satupun dari kalian yang minta nomor handphone masing-masing? Aneh kalilah kalian ini.”
“Kalau aku karna gengsilah. Nanti dibilang GR lagi sama dia.”
“Gengsa gengsi. Cinta tapi kok gengsi. Itu juga pangeranmu itu. Masa minta nomormu ke aku. Kenapa nggak minta langsung ke orangnya aja.”
“Trus kau kasih nggak, Shan?” tanyaku menyelidik.
“Tadinya mau langsung kukasih. Tanpa aku tanya juga kau pasti langsung setuju.”
“Trus?”
“Tapi sebagai sahabatmu aku ingin menaikkan harga dirimulah. Bisa dibilang sedikit jual mahal gitu.”
“Trus dikasih nggak?” tanyaku semakin tidak sabar.
“Ya, enggaklah, Drewi. Jangan dululah. Nanti aja. Biarkan dia berusaha mencari sendiri dulu. Biar dia penasaran trus ujung-ujungnya minta langsung ke kamu. Biar lebih romantis,” jawab Shaniar sambil mempraktekkan gaya Cherrybelle. Telapak tangan menopang wajah dan ekspresi dibuat seimut mungkin. Aku mual melihatnya. Kepala Shaniar pun kujitak keras. Akhirnya, ada moment yang tepat untuk menjitak kepalanya. Dia berteriak kesakitan dan aku tertawa penuh kemenangan.
“Lagian sok imut.”
“Emang imut, tau.”
“Nih, selesaikan tugas dulu baru gossip,” kuangkat buku matematikanya.
“Ck! Memang nggak ada seru-serunya kalian berdua.”
“Eh Shan,” panggilku setelah beberapa menit kami khusyuk lagi mengerjakan tugas.
“Hm.”
“Menurutmu ada keperluan apa kak David minta nomorku?”
Shaniar membelalakkan mata. “Astagaaa terlalu polos kau ini, Drewi.”
“Polos gimana?”
“Iya, polos. Menurutmu kenapa dia minta nomor handphonemu? Mau menagih cicilan panci? Menagih uang arisan? Minta tolong mengambil kucingnya yang tersangkut di pohon?”