Kau bagai siluet di depan sinar senja. Siluet yang menjauh dan berubah menjadi titik hitam kecil hingga menyatu dengan sinar senja itu.
Masih ada semua dalam ingatan. Jalan itu masih membekas di memori. Tidak bisa terhapus begitu saja.
Air mata yang melihatmu menjauh tetap tidak bisa hilang bekasnya, aku rasa, sampai kapan pun.
Kepada atmosfir itu yang merasuk benar-benar ke dalam jiwa, tidakkah dia sudah terlalu lama di sana? Tidak ada lagi yang bisa dia lekatkan. Semua sudah ada dalam balurannya. Aku sudah terlalu lemah menjadi inangnya.