TANPA TAPI

Rahma Pangestuti
Chapter #1

COMEBACK

COMEBACK

Aku kembali untukmu, mimpi

Pagi begitu cerah di langit Jakarta. Gya melangkah penuh semangat kembali ke kampusnya, setelah mengambil cuti satu semester untuk merawat ayahnya yang sakit ginjal. Kini ayah tak lagi sakit, karena Allah telah mengangkat rasa sakit itu. Ayah sudah tenang bersama Ibu, ya sepasang kekasih itu kini telah bertemu di surga-Nya.

 Sedih memang, harus menyandang status yatim-piatu, tetapi Gya selalu memandang segala sesuatu dari sisi positif. Gya percaya ini yang terbaik untuk hidupnya. Tak perlu berlama-lama menangis, karena hidup harus terus berjalan. Ia akan membuktikan janjinya kepada ayah dan ibu untuk membuat mereka bangga dengan mimpinya.

Langkah kaki Gya lincah melawati beberapa gedung Fakultas hingga tibalah Gya di gedung Jurusan Fashion Designer. Gya bergegas menuju kantor jurusan untuk mengurus beberapa administrasi. Sebenarnya, banyak yang menyayangkan keputusan Gya untuk mengambil cuti. Gya sudah semester 5, prestasinya dalam bidang fashion juga sudah banyak. Gya beberapa kali memenangkan lomba fashion designer, dia juga pernah berkesempatan untuk mengikuti festival fashion. Terakhir kali, Gya mendapat kesempatan untuk magang di Moza Clothing Company salah satu perusahaan besar yang memiliki brand baju dengan nama Moza, tetapi dengan sangat terpaksa dia tolak, karena Gya harus pulang kampung.

 Meskipun terkesan menyianyiakan kesempatan yang ada, namun Gya yakin keputusannya tidak salah, karena dia kembali pulang bukan karena menyerah untuk mengejar mimpi, tetapi berhenti sejenak untuk mengurus Ayahnya yang sakit dan melanjutkan langkahnya lagi.

 Setelah selesai mengurus beberapa administrasi. Gya, memutuskan untuk bernostalgia dengan kampusnya yang belum ada perubahan. Rindu rasanya dengan teman-teman BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) juga teman-teman HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan). Gya memang mahasiswa aktif yang dikenal kreatif. Gya selalu memiliki ide yang cemerlang, out of the box dan dia selalu bisa diandalkan. Itulah mengapa Gya tak pernah absen dalam berbagai kegiatan kampus.

  “Pengumuman ditujukan kepada mahasiswi bernama Gyandra Maheswari, dipersilahkan menuju ruang BEM sekarang.”

Suara itu terdengar dari speaker yang menempel dibeberapa sudut ruang.

Gyandra bingung, kenapa harus diumumkan ? Apa salah dia ? Jadi malu. Gya bergegas berlari menuju kantor BEM seraya menundukkan kepala. Ruangan dengan pintu yang terbuat dari kaca itu terlihat sepi.

Gya berjalan lebih dekat. Sudah lama rasanya dia tak menginjakkan kaki disini. Perlahan Gya membuka pintu. Tak ada orang sama sekali, gadis itu memegang sling bag begitu erat. Ada perasaan takut , karena ruangan begitu gelap, ruang BEM memang berada di dekat pohon beringin dan hanya terdapat satu jendela tak heran meskipun siang harus ada bantuan lampu untuk menerangi ruangan. Gya mencoba meraba tembok untuk mencari stopkontak.

DOORRRR

Baru saja dia menekan tombol on, sudah terdengar suara balon meletus yang memekakan telinganya. Gya yang terkejut langsung menutup kedua telinganya. Dia berusaha menetralkan keadaan tubuhnya, karena lidahnya terasa pahit dan jantungnya berdegup kencang.

Di dinding terdapat tulisan selamat datang Gyandra, yang tersusun dari balon foil dan beberapa teman juga meniup terompet untuk menyambut kedatangan Gyandra.

Welcome back Gyandra Maheswari.” semua teman-teman BEM menyambut kedatangan Gya.

 Elma langsung memeluk erat sahabatnya. Gadis yang selalu mengikat rambutnya di sisi kiri itu, memang sudah lama bersahabat dengan Gya. Elma sudah tau baik dan buruknya Gya, begitu juga Gya. Apalagi mereka tinggal dalam kamar kos yang sama.

I miss you bestie.” mata Elma terlihat berkaca-kaca.

“Miss you to.” Gya membalas pelukan Elma. Gya juga sudah rindu dengan sahabatnya yang bawel.

“Oh, ya Gya gue sebagai Ketua BEM mewakili anak-anak mau mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya ayah lo dan maaf, karena kita enggak bisa datang ke rumah lo.” ucap Baron mewakili teman-teman BEM.

 “It’s Okay, by the way thanks guys buat semuanya. Kalian emang the best !” Mata Gya berlinang air mata, melihat satu per satu teman BEM.

“uuuh sayang.” semua mengelilingi Gya dan memeluknya.

Lihat selengkapnya