KARET GELANG
Di ruangan 5x5 m, Gya tinggal bersama Elma-sahabatnya. Kamar kos dengan air conditioner alami, kamar mandi dalam dan kasur berukuran queen. Elma masih sibuk membaca novel, dengan posisi tengkurap dan poni yang di-roll agar tidak mengganggunya.
Itulah Elma, selalu membaca karya penulis-penulis besar. Karena memang mimpinya juga menjadi seorang penulis. Elma selalu meluangkan waktu untuk menulis entah di media sosial, platform digital ataupun mengirimkan tulisannya ke beberapa surat kabar.
Memang dia kuliah di Jurusan Manajemen Bisnis, tetapi menulis adalah bakatnya dan dia tidak ingin meninggalkan hal yang begitu ia impikan begitu saja.
Sedangkan Gya, masih sibuk di meja belajar yang menghadap jendela. Dua jam sudah Gya berada di depan laptop.
“Gya, mata lo enggak sakit berjam-jam di depan laptop ?” Elma menegur Gya, tapi tak ada respon.
Elma mengambil inisiatif untuk mendekati Gya, karena tak biasanya sahabatnya itu diam ketika diajak bicara.
“Astaghfirullah, Gya. Gue kira lo ngerjain tugas !” Protes Elma yang syok melihat Gya sedari tadi tak mengerjakan tugas tapi malah memandangi karet gelang berwarna pink.
“Tadi sih niatnya ngerjain tugas, tapi mendadak mood hilang. Jadi perlu moodbooster dulu.”
Elma mengernyitkan dahi, heran, “Sejak kapan karet gelang bisa jadi moodbooster ?”
“Sejak hari ini dan hari-hari selanjutnya.” Gya tersenyum penuh arti.
Elma menggelengkan kepala, dia merasa ada yang aneh dengan sahabatnya.
“Emang bahagia itu sederhana ya, sebahagia lo waktu lihat karet gelang. Ngomong-ngomong, Apa sih istimewanya karet gelang itu, sampai segitunya lo lihatin ?" tanya Elma, penasaran.
“Karet gelangnya emang biasa Ma, tapi yang ngasih itu seseorang yang istimewa jadi luar biasa deh.” Gya masih cengingisan.
“Siapa ?” Elma mulai penasaran.
“Mahdi Akssa Alkatiri.” Gya menggenggam karet gelang itu kemudian mendekapnya.
Elma hanya terdiam, sebenarnya banyak pertanyaan dalam benaknya, tetapi jika berhubungan dengan Akssa pasti Gya akan menceritakan hal itu sampai larut malam bahkan bisa sampai besok pagi.
Begitulah Gya, apapun yang berhubungan dengan Akssa selalu membuatnya senyum-senyum sendiri.
****
Keesokan harinya, Gya sudah berada di ruang SENAT. Seperti janjinya pada Adrian, dia bersedia membantu melaksanakan pentas seni yang akan diadakan satu bulan lagi.
“Jadi, teman-teman waktu kita ini mepet. Satu bulan, untuk mempersiapkan pensi. Kita semua tahu pentas seni ini adalah salah satu kegiatan dari program kerja SENAT Mahasiswa. Waktunya terbatas dan gue harap kita bisa bekerja sama dengan baik demi lancarnya acara ini.” jelas Baron selaku ketua panitia acara.
Meeting berjalan dengan lancar meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Namun, itu adalah hal yang sangat wajar. Mereka sudah cukup dewasa untuk menghadapi perbedaan ini.
Gyandra didaulat sebagai seksi acara, bukan tanpa alasan Gyandra dipilih menjadi seksi acara karena dia sudah berpengalaman dalam mengurus beberapa acara, selain itu ide yang Gya miliki selalu menakjubkan dan out of the box.
“Jadi, aku punya ide untuk menggandeng beberapa fakultas yang ada di Universitas Alexandria untuk bergabung dalam pentas seni. Nanti kita bisa berkolaborasi, selain itu kita juga bisa mempererat tali persaudaraan dan semangat kebersamaan.”
Sebagai seksi acara, Gya berhasil mempresentasikan ide yang ia miliki. Mayoritas juga setuju dengan ide yang dimiliki Gyandra.
“Gue ada usul, mengingat waktu kita ini kan mepet kalau kita undang artis seperti tahun-tahun sebelumnya kemungkinan besar enggak bisa. Gimana kalau kita lebih maksimalkan pentas seni ini untuk mahasiswa yang punya bakat juga karya.” Adrian mencoba memberi pendapat.
“Gue setuju sih sama Adrian, kita harus buat acara ini itu berbeda dari tahun sebelumnya dengan kita menampilkan aksi panggung dari mahasiswa-mahasiswa Alexandria ini akan menjadi nilai plus.” timpal Septian.
Elma menyimak diskusi siang hari ini, sebagai sekertaris dia juga sibuk mencatat point penting dalam diskusi.
“Aku setuju sama idenya Kak Adrian juga Septian dan aku juga mau menambahkan sedikit sih. Gimana kalau kita undang guest star ? Jadi, seseorang yang mengispirasi.” imbuh Gya.
“Ide bagus.”
Diskusi usai pukul 14.00 WIB, mereka sepakat akan mengadakan acara pentas seni dengan berkolaborasi bersama beberapa fakultas diantaranya fakultas kedokteran, fakultas bisnis, fakultas kesenian dan fakultas fashion designer.
Di acara tersebut juga akan diundang bintang tamu yang masih menjadi rahasia.