KAMU KETUS TAPI AKU SUKA
Pagi hari, Gya sudah dibuat sibuk karena bangun terlalu siang. Setelah sholat subuh dia memang kembali tidur karena semalam, gadis itu harus lembur di depan laptop memikirkan konsep acara.
Elma, meninggalkan secarik kertas di atas nakas yang bertuliskan, “Gya, gue berangkat dulu, gue bangunin lo susah banget. Jangan lupa nanti ada rapat jam delapan di ruang BEM.”
Gadis itu berlari sekuat tenaga, dia harus tepat waktu karena jam 09.00 WIB ada mata kuliah Branding Strategy yang tidak bisa ditinggal.
Sampai di depan gedung Fakultas Bisnis, Gya menabrak seseorang yang lebih tinggi darinya hingga tubuhnya terjatuh diantara kertas yang berserakan.
Ya, lelaki yang ada di depan Gya memang tinggi hingga membuat gadis itu harus mendongak ketika berbicara dengannya.
“Gyandra !” panggilan itu terdengar datar tapi wajahnya menggambarkan kemarahan, wajah tampan itu seolah tak terima dengan sikap Gyandra yang tergesa-gesa.
Dengan sigap, Gya bangkit dan memunguti kertas-kertas yang berserakan. Ia segera merapikan kertas-kertas bertuliskan nama mahasiswa. Sepertinya, itu adalah tumpukan tugas yang dikumpulkan oleh mahasiswa.
“Maaf, Pak. Sekali lagi, Gya minta maaf.” Gya menundukkan kepala, dia merasa tidak enak hati.
Lelaki yang ada di depannya itu, menghela nafas panjang, “Lain kali hati-hati.”
“Iya, Pak saya akan berhati-hati.” Gya memberkan tumpukan kertas yang sudah dia rapikan.
Setelah menerima tumpukan kertas dari Gya, lelaki itu melangkah pergi. Gya segera mengikuti langkahnya.
“Oh iya, Pak Akssa saya ingin menjelaskan kalau orang yang kemarin bertemu di supermarket itu bukan pacar saya. Kami hanya bersahabat, Pak. Tidak lebih. Saya berharap Bapak tidak salah paham.” jelas Gyandra sembari mengikuti langkah Akssa yang begitu cepat.
Lelaki itu hanya diam, sedangkan Gya masih mengikuti langkahnya. Saat Akssa menghentikan langkah, seketika langkah Gya juga berhenti.
“Kamu kenapa ikutin saya ?” tanya lelaki berdarah dingin itu.
“Karena, saya ingin menjelaskan kejadian kemarin. Supaya Bapak tidak salah paham.”
Akssa kembali menghela nafas, “Saya tidak akan salah paham. Kalau pun lelaki itu memang pacar kamu atau bahkan calon suami kamu, itu semua bukan urusan saya.”
Gya mencoba tersenyum, meskipun dia juga bingung dengan dirinya sendiri. Mengapa dia harus menjelaskan semuanya pada Akssa ?
“Iya, Pak saya tahu-”
“Sudah cukup, kamu bisa kembali melanjutkan kegiatan kamu. Urusan kamu sama saya itu mengenai bussines plan yang sampai saat ini belum kamu kumpulkan.”
“Baik, Pak. Saya akan segera kumpulkan.”
Tanpa basa basi Akssa pergi meninggalkan Gya, entah mengapa meskipun ketus Gya tak pernah sakit hati dengan sikap lelaki itu. Justru, dia suka dengan sikap Akssa.
****
Di ruang BEM, semua sudah menanti kedatangan Gyandra tak biasanya dia terlambat. Beberapa kali Adrian mencoba meneleponnya tapi tak juga diangkat. Pesan yang dikirim juga tak dibalas oleh gadis itu.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Akhirnya yang ditunggu datang juga.
“Belum terlambat, masih jam delapan kurang satu menit.” ucap Gya seraya melihat jam yang melingkar di tangannya.
Gadis itu segera membuka laptopnya dan mempresentasikan konsep dan tema yang sudah dia buat, “Jadi, untuk acara pentas seni kali ini tema yang akan kita hadirkan adalah Luxury Of Indonesia. Adapun nanti urutan acaranya dimulai dengan pembukaan di pagi hari kemudian dilanjutkan dengan bazar setelah itu acara puncak, yaitu pentas seni.”
Semua yang ada di ruang BEM melihat layar dan fokus mendengarkan penjelasan Gya dengan baik.
“Pentas seni kali ini benar-benar berbeda selain kita semua memaksimalkan talent yang ada di kampus, acara kali ini kita akan menggunakan venue indoor dimana kapasitasnya akan lebih sedikit dari tahun sebelumnya yang menggunakan venue outdoor.”