RAHASIA
Perlahan hujan mulai reda, meskipun gerimis masih mengiringi suasana sore ini. Mendung yang begitu pekat menghilangkan rona di langit senja.
Baru saja Basuki dan rombongan hendak berpamitan. Seorang gadis manis datang dengan sumringah.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Gadis itu masih memakai seragam sekolah lengkap dengan jas almamater. Gaya rambutnya unik, di cepol dua ke atas. Layaknya tokoh perempuan di sebuah kartun. Apalagi, wajahnya imut membuatnya semakin terlihat menggemaskan.
“Eh, ada tamu.”
“Iya, sayang. Ini tamu dari Yogyakarta.”
“Oh, pasti Om Didi ya, Bu ?” tanya gadis itu penasaran. Sebenarnya, dia juga setengah menebak. Karena, yang dia tahu Ayahnya memiliki kerabat di Yogyakarta yang bernama Didi.
Gya, senang melihat sikap anak remaja itu. Menyenangkan, itulah kesan pertama yang Gya tangkap. Tak ada raut kesedihan di wajahnya. Tetapi, tunggu. Bukankah Pak Ilham hanya memiliki satu orang anak yang bernama Al ? Lalu dia siapa ? Mengapa dia tahu nama Ayah ? Gya masih menerka-nerka dalam hati, dia tak berani melontarkan pertanyaan.
“Iya, mereka adalah keluarganya Om Didi. Ayo kamu salim dulu.” titah Karin pada putri bungsunya.
Gadis itu pun menjabat tangan para tamu, termasuk Gya dan Adrian.
“Senang bisa bertemu dan berkenalan dengan kalian. Terutama Kak Gya, pasti ini Kak Gya kan putrinya Om Didi.” gadis itu tersenyum ramah sembari merangkul tangan Gya, “Oh iya, nama aku Nilam. Nilam ya, bukan Nila. Kalau Nila itu salah satu jenis ikan.” gurauan itu membuat semua tertawa.
Nilam adalah anak kedua dari Ilham dan Karin. Usianya baru menginjak 15 tahun, meski begitu dia sudah duduk di bangku kelas 12 alias tiga SMA. Nilam memang termasuk anak yang berprestasi, dia sengaja mengikuti kelas akselerasi demi mengejar cita-citanya.
“Kalau begitu, ayo kita masuk.” Nilam menarik tangan Gya.
Ilham tersenyum melihat sikap anaknya yang begitu antusias, “Nilam. Kak Gya dan yang lain sudah mau pulang.”
“Yah, kok pulang. Baru aja Nilam ketemu langsung sama Kak Gya masak harus pisah.”
Nilam memang tidak pernah bertemu dengan Didi bahkan Gya. Tetapi, lewat foto Ilham menceritakan tentang Didi juga Gya.
“Kapan-kapan kita ketemu lagi, ya.” ucap Gya.
Seketika Nilam memeluk Gya. Seolah tak ingin berpisah, sudah lama Nilam menantikan pertemuan ini. Selama ini Nilam hanya mendengar tentang Gya dari Papah dan Mamahnya.
“Janji ya, Kak.”
“Iya, janji.”
“Oh iya, kalau Kakak ganteng ini siapa ?” seloroh Nilam. Pertanyaan itu membuat Adrian salah tingkah, memang Adrian tampan, dirinya juga mengakui itu. Namun, pertanyaan Nilam terlalu apa adanya. Tak ada basi basi.
“Ini Adrian, sahabat aku.” jawab Gya.
“Cuma sahabat kan, Kak ?”
“Iya.”
“Syukurlah.”
Adrian mengernyitkan dahi, mendengar jawaban dan ekspresi Nilam.
“Nilam masih ada kesempatan.”
“Nilam !” seru Ilham dan Karin serempak.
“Bercanda Pah-Mah.” Nilam tertawa hingga gigi gingsulnya terlihat.