TANPA TAPI

Rahma Pangestuti
Chapter #19

FIRST IMPRESSION

FIRST IMPRESSION

Kesan pertama ketika Gya bertemu dengan Al adalah canggung, gugup, bahagia, kaget, semua rasa bercampur menjadi satu. Dia bingung dengan keadaan ini, dimana Gya dipertemukan dengan anak sahabat ayahnya yang ternyata adalah dosen idolanya. Ya, Al adalah Mahdi Akssa Alkatiri, dosen kewirausahaan yang telah memberi tugas pada Gya untuk membuat bussines plan. Al merupakan panggilan yang diberikan keluarganya untuk Akssa. Diambil dari nama belakangnnya, Alkatiri.

Gya, masih terpaku di tempatnya. Dia tak menggerakkan sendok atau garpu. Belum ada selera untuk menikmati hidangan yang sudah ada di depan mata. Gadis itu hanya diam dan melihat lelaki yang ada di depannya, memotong steak daging kemudian menyantapnya.

“Kenapa kamu lihatin saya ?” tanya Akssa dengan ekspresi datar. Bahkan Gya tak tau apa Akssa juga sama seperti dia, terkejut ketika melihat anak dari sahabat ayahnya.

“E-e-enggak apa-apa,” jawab Gya sedikit gugup.

Gya terus memainkan jemari tangannya, “Pak Akssa enggak kaget lihat saya ?” Gya memberanikan diri untuk bertanya, pasalnya semenjak Gya datang dan bertemu dengannya. Tak ada yang berubah dari mimik wajahnya. Dia bersikap seolah-olah malam ini adalah pertama kalinya mereka bertemu.

Akssa meletakkan garpu dan pisaunya pelan, lalu membersihkan bibirnya dengan tisu, “Ya, kamu mahasiswa saya yang belum mengumpulkan tugas yang telah saya berikan.”

“Gimana-gimana, Pak ? Belum mengumpulkan ? Maaf ya Pak, saya sudah mengumpulkan tugas dari Bapak, tapi Pak Akssa yang selalu minta saya buat revisi. Ya, kapan selesainya kalau disuruh revisi terus ?”

Akssa menggidikkan bahu, “Ya, kewajiban kamu bukan hanya mengumpulkan tugas tapi memastikan tugas yang kamu kumpulkan itu sudah benar dan sesuai dengan aturan.”

Mendengar jawaban Akssa dengan berat hati Gya menyantap steak dalam satu suap.

"Perempuan kok makannya rakus gitu ?"

"Biarin, Gya lagi pengin makan orang !" jawab Gya seraya memicingkan mata. Dia kesal, karena tugasnya selalu salah di mata Akssa.

Gya tak menyangka jika lelaki yang akan dijodohkan dengannya adalah Akssa dosen idolanya. Kali ini gadis itu merasa pesimis dengan perjodohan ini, rasanya mustahil seorang Akssa mau dijodohkan dengannya. Melihat Akssa yang berada di depannya, jantung Gya berdetak tak beraturan. Mengapa seperti ini ? Bukankah sudah kesekian kalinya mereka bertemu ? Di kampus, mereka sering bertemu bahkan Gya sengaja ingin menemui Akssa, tetapi degub jantungnya normal berbeda dengan malam ini yang berdetak begitu cepat.

****

 Ilham, Karin, Basuki dan Parti sibuk mengamati dua sejoli dari jauh. Ya, berkat ide yang diberikan Nilam. Al dan Gya makan malam di meja terpisah dari meja keluarganya.

Hanya berdua, hingga Gya merasa canggung. Penolakan halus yang diberikan Gya dan Al tak merubah keadaan. Tetap saja mereka harus dinner berdua karena meja sudah di pesan. Nilam menolak ketika diminta menemani. Alasannya, karena sakit perut.

“Enggak nyangka ya, ternyata mereka itu sudah saling kenal. Gya adalah mahasiswanya Al,” ucap Karin seraya melihat putranya dan Gya.

“Iya, Mbak. Ini juga di luar dugaan," ujar Parti.

"Saya semakin yakin mereka berdua itu berjodoh."

"Sama, Mbak. Saya juga. Rasanya enggak sabar melihat mereka duduk di pelaminan."

Perkenalan yang terjadi memang mengungkap fakta baru, ya kedua keluarga mengetahui status Gya dan Akssa di kampus.

"Gyandra ...." ucap Akssa melihat seorang perempuan di depannya.

"Kalian sudah saling kenal ?" tanya Ilham.

"Sudah, Pah. Gya ini mahasiswa saya," jelas Akssa.

Gya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan pernyataan Akssa.

"Bagus kalau begitu, jadi kalian lebih mudah beradaptasi," ucap Ilham dengan senyum lebar di wajahnya, "Oh iya, Mas Basuki jadi selain mengurus bisnis Akssa ini juga jadi dosen kewirausahaan di Kampus Alexandria."

"Wah, benar-benar menantu idaman," ucap Pak Lek, membuat Akssa tersipu malu.

Saya jadi enggak sabar pengin lihat mereka menikah.”

Mereka benar-benar bahagia dengan pertemuan ini, berbeda dengan Gya yang kelabakan karena terkejut.

Disaat para orang tua sibuk berbincang dan membicarakan perihal acara pernikahan Al dan Gya, Nilam sibuk memotret dua sejoli itu. Gadis itu sengaja membawa camera untuk mengabadikan moment malam ini.

****

Entah, hidangan malam ini terasa hambar. Suasana terasa sepi tak ada pembicaraan yang berarti diantara Gya dan Akssa. Hanya alunan musik akustik yang terdengar mengiringi makan malam keduanya.

Lihat selengkapnya