SENDIRI
Sudah empat hari lamanya Gya berada di rumah sendiri. Masak sendiri, makan sendiri sampai curhat pun dengan diri sendiri. Semua sendiri. Gya hanya bisa mensyukurinya, dari semua hal yang dia lakukan sendiri, Gya belajar bahwa tak ada yang bisa diandalkan selain dirinya sendiri. Meski terkadang dia teringat dengan Akssa.
Gya sudah meminta Elma dan Nilam untuk menemani, namun keduanya tidak bisa. Elma harus menemani tantenya di Bekasi sedangkan Nilam juga tak bisa menemani, karena banyak sekali tugas sekolah yang harus diselesaikan ditambah dia sedang mengejar beasiswa untuk bisa kuliah di Jerman.
Saat Gya sedang sibuk membuat desain busana di kamarnya, ada seseorang datang menekan bel rumahnya, “Permisi ... paket.”
Gya mengernyitkan dahi dan terlihat bingung, dia tak merasa memesan barang apalagi online.
Gya segera turun dari lantai 2 dan membuka pintu. “Untuk siapa ya, Pak ?”
“Untuk Mbak Gyandra Maheswari.”
“Iya ... itu saya.”
Si kurir mengambil sebuah paket berbentuk kotak besar dari dalam mobil box.
“Ini mbak silahkan tanda tangan dulu.”
Gya terdiam seperti tak percaya. “Pak, ini beneran buat saya ?”
“Iya, Mbak. Atas nama Gyandra Maheswari.”
Gyandra pun bergegas menandatangani. Kemudian perlahan dia mendorong box ke dalam garasi dan membukanya.
****
“Assalamualaikum.” terdengar salam dari seseorang yang datang, dia adalah Elma yang berkunjung ke rumah Gya bersama Anya.
Belum sempat membuka paket, Gya pun menyambut kedatangan tamunya. “Waalaikumsalam. Akhirnya sampai sini juga, sama Kak Anya pula. Silahkan masuk.”
“Iya, nih sorry ya gue baru bisa datang. Kak Anya kangen katanya.”
Gya memeluk Anya. “Gya juga kangen sih sama Kak Anya.”
“Cie dapat paket, pasti dari Pak Akssa. Baru juga ditinggal sebentar udah dapat hadiah aja. Buka dong, penasaran nih isinya apa,” celetuk Elma.
“Elma ... kan yang dikasih Gya kok malah kamu yang penasaran,” sahut Anya yang yang berada di kursi roda.
“Aku juga penasaran sih, yuk kita buka sama-sama,” ucap Gya.
Dengan antusias Elma membantu Gya membuka paketnya. “Wah, isinya kerudung banyak banget ! Terus modelnya juga macam-macam !”
Gya bingung, dia tidak pernah memesan kerudung dengan jumlah banyak seperti ini. “Dari siapa ya ?”
“Ya, dari suami lo lah. Dari siapa lagi ?” celetuk Elma.
“Wah suami Gya penuh dengan kejutan ya,” imbuh Anya.
Gya hanya tersenyum, sedikit tak percaya. Apa iya, Pak Akssa yang membelikan Gya kerudung sebanyak ini ?
Tak berselang lama Gya mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal, nomor itu tidak ada dalam daftar konta ponselnya. Karena terus berdering dia memutuskan untuk menggeser panel berwarna hijau. “Halo, Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam. Gya, ini saya. Bagaimana kabar kamu di rumah ?”