TANPA TAPI

Rahma Pangestuti
Chapter #35

KENYATAAN DAN SANDIWARA

KENYATAAN DAN SANDIWARA

Hari ini, Gya begitu semangat menyambut pagi karena Akssa akan pulang dari Surabaya. Gya sudah memasak beberapa makanan kesukaan Akssa.

Setelah memastikan makanan sudah tersaji di meja makan. Gya diantar taksi online menuju ke bandara, memang Akssa tak ingin dijemput, tetapi Gya ingin memberikan surprise untuk lelaki itu dengan menjemputnya.

Sesampainya di Bandara, Gya yang ingin turun dari mobil melihat Akssa masuk ke dalam mobil yang sama dengan seseorang yang tak asing baginya. Dia adalah Bianca. Gya pun mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil. Hatinya terasa sakit, dadanya sesak. Apa yang dilakukan Akssa dengan Bianca ? Sulit baginya untuk berpikir jernih di situasi seperti ini yang kecurigaan bermunculan di otaknya.

“Pak, kita ke Kampus Alexandria,” ucap Gya pada sopir taksi.

Sepanjang perjalanan, air mata Gya terus mengalir. Bianca dan Akssa, Gya kenapa kamu bodoh ? Nama lengkap Bianca adalah Bianca Soraya Larasati, Elma juga pernah mengatakan jika Bianca sering dipanggil Aya oleh teman-teman terdekat. Selama ini Bianca juga sering menemui Akssa di ruangan. Kenapa kamu tidak memahami semua ?

Gya terus merutuki dirinya sendiri, karena sikapnya yang kurang peka. Sampai tak terasa, taksi sudah memasuki kampus. Gya pun mencoba menghapus air matanya. Hari ini, dia harus bertemu dengan Mom Reta untuk mengambil pesanan gaun milik Ziva. Tadinya, Gya berpikir akan mengambil gaun itu selepas menjemput Akssa. Namun, dia justru melihat kenyataan yang begitu pahit.

****

Gya berjalan menuju ruang kerja Mom Reta, kepalanya masih terasa berat setelah melihat kenyataan yang ada.

Setibanya di ruangan Mom Reta, Gya mencoba mengurai senyum. “Gya, saya senang mendengar pencapaian kamu di Beryl Fashion. Ziva bilang kamu selalu aktif bertanya dan kamu dapat beradaptasi dengan cepat disana.”

“Terimakasih, Mom.” 

“Ziva itu dulu mahasiswa saya yang paling semangat lho, sampai akhirnya dia sukses seperti sekarang, semoga kamu bisa mengikuti jejaknya.” Mom Reta mencoba mengenang Ziva.

Gya kembali tersenyum.

“Aamiin.”

“Oh iya, ini gaun yang dipesan Ziva.” Mom Reta memberikan kotak yang berisi gaun. Gya pun menerimanya. “Kamu kesini sama siapa ? Sama Pak Akssa ?” tanya Mom Reta.

“Saya sendiri, kan Pak Akssa sedang dinas luar, di Surabaya.”

“Dinas luar ? Memangnya, sekarang dia kerja dimana ?”      

“Pak Akssa kan dosen, Mom.” Gya menjawab pertanyaan Mom Reta, sedikit heran.

“Iya, saya tahu Pak Akssa dosen. Tapi, setahu saya masa kerja beliau di Alexandria sudah habis, terhitung semenjak dua minggu yang lalu. Pak Akssa tidak memperpanjang kontrak kerjanya lagi.”

DEG. Gya terkejut mendengar penjelasan Mom Reta. “Apa Pak Akssa tidak bicara dengan kamu, Gya ?”

Gya hanya diam kemudian tersenyum. Rasanya dia tak percaya, kecewa sudah pasti, tetapi dia mencoba untuk baik-baik saja.

****

Sampai di rumah, Akssa mendapati rumah dalam keadaan terkunci. Untung saja dia memiliki kunci cadangan. Dia pun leluasa untuk masuk. Rumah begitu sepi, hanya teedengar suara geluduk yang bergemuruh. Di luar memang sedang hujan dan Gya tidak ada di rumah membuat

 Akssa khawatir. Dia juga menelepon istrinya, tetapi tak ada jawaban.

Sepuluh menit berlalu, Gya datang dengan keadaan basah kuyub dan tatapan kosong. Matanya terlihat sembab. “Gya, kamu hujan-hujanan ?” tanya Akssa panik, saat menghampiri sang istri. Akssa memegang pergelangan tangan Gya dan langsung ditepis oleh wanita itu.

“Kamu kenapa ?”

“Enggak usah sok perhatian sama Gya,” jawab Gya dingin, membuat Akssa kebingungan.

Lihat selengkapnya