TANPA TAPI

Rahma Pangestuti
Chapter #47

AKU PERGI

AKU PERGI

Hari masih siang, ketika Akssa pulang, “Assalamualaikum, Gya.” Akssa masuk ke dalam rumah, melihat setiap sudut rumah, Gya tak terlihat. Ketika dia memeriksa dapur, Gya juga tak terlihat. Namun, seperti biasa selalu ada makanan dan secangkir kopi di meja makan yang menyambut kedatangannya.

Ketika Akssa hendak mengambil air dingin di kulkas yang berada di samping dapur, dia terkejut mendapati wanita paruh baya yang berdiri disampingnya dengan senyum lebar.

 “Pak.” sapanya, seolah sudah mengenal Akssa.

Akssa menatap heran, melihat wanita itu dari ujung kaki hingga kepala, karena dia merasa tak mengenal wanita itu,“Maaf, Ibu ini siapa, ya ?”

“Saya asisten rumah tangga, Pak.”

 Akssa mengernyitkan dahi, tak percaya. Dia merasa tidak mengundang asisten rumah tangga. Dirinya dan Gya sudah sepakat untuk mengurus rumah sendiri, “Siapa yang meminta Ibu untuk datang kesini ?”

 “Gya yang minta.” ucap Gya yang sudah berdiri di belakang Akssa.

Mendengar pengakuan Gya, Akssa lantas menutup pintu kulkas. Dia melihat istrinya sudah berdiri di samping koper berwarna hitam.

“Namanya, Mbok Surti. Mulai hari ini dia yang akan mengurus rumah, termasuk menyiapkan segala kebutuhan Mas Al.”

Akssa terdiam, apa maksud Gya ?

“Mbok, ini buat Mbok Surti.” Gya menyerahkan sebuah buku catatan pada Mbok Surti, “Dalam buku ini sudah saya tulis, semua kebutuhan Mas Al, termasuk makanan yang Mas Al suka. Disini, juga sudah saya tulis apa yang boleh dan tidak boleh Mbok Surti lakukan di rumah ini.”

“Baik, Bu.” Mbok Surti menerima buku itu.

 “Gya, kita perlu bicara.” ucap Akssa seraya menatap tajam Gya.

Gya mengangguk, “Mbok, tolong Mbok Surti belanja keperluan bulanan rumah ini. Soalnya persediaan beras sudah menipis. Ini uangnya.” Gya memberikan Mbok Surti sejumlah uang.

Dia sengaja meminta Mbok Surti berbelanja, supaya dapat leluasa berbicara dengan Akssa, tanpa ada orang yang tahu.

****

Setelah Mbok Surti pergi, Akssa mendekati Gya, “Gya, maksud kamu apa ?”

“Duduk dulu Mas, lebih baik Mas Akssa makan dulu. Gya udah masakin makanan kesukaan Mas Al.” Gya menggiring rubuh Akssa untuk duduk dan mengambil nasi untuk Akssa.

“Saya enggak mau makan. Saya mau kamu menjelaskan semua ke saya.” Akssa tak mengalihkan pandangan dari istrinya.

Gya menghela nafas, “Gya, mau pergi Mas.”

Akssa kaget mendengar ucapan Gya, “Kemana ?”

“Ke suatu tempat. Mas Al tenang aja, Mbok Surti enggak tinggal disini kok. Kalau pekerjaannya sudah beres dia pulang, jadi privasi Mas Al enggak akan terganggu. Dia juga orang yang jujur dan baik.”

Akssa tersenyum miring, dia tidak suka dengan cara Gya yang memutuskan sesuatu tanpa meminta persetujuan darinya, “Dari mana kamu tahu dia baik dan jujur ?”

“Mamah. Mamah yang merekomendasikan Mbok Surti untuk kerja disini. Lagi pula Gya ingin menenangkan diri.”

“Menenangkan diri ?” Akssa semakin dibuat bingung dengan kalimat yang keluar dari bibir Gya.

“Iya, Gya harus memikirkan keputusan apa yang akan Gya ambil untuk hubungan kita.”

“Maksud kamu ?” Akssa berdiri menghampiri Gya yang sedang mengambil nasi untuknya.

Gya menghela nafas mendengar pertanyaan Akssa, "Mas duduk dulu di sofa nanti Gya nyusul." wanita itu kemudian meletakkan piring berisi nasi di atas meja. Lantas dia pergi mengambil sesuatu di samping koper hitam yang dia letakkan di dekat lemari es.

Lihat selengkapnya