“Apa aku tidak ada artinya—sehingga kau seperti ini padaku?” tanya Abi dengan tangisnya.
Namun, semua itu tidak ada artinya bagi Nathan, dia masih bersikap dingin. Saat hendak akan melangkah pergi tangis Abi semakin menggema dan itu membuat kesal Nathan.
“Hentikan tangismu itu—meski kau menangis darah pun aku tidak peduli!” Nathan berkata sembari pergi dari dalam kamar menuju teras.
Hatinya semakin sakit saat mendengar apa yang dikatakan oleh Nathan. Isak tangis semakin menjadi, dia pun teringat akan masa-masa sebelum menikah dengan Nathan.
***
“Abi ... Sepulang kerja antar aku ke toko buku ya?” Cahaya berkata pada Abi yang sedang duduk sembari memandang komputer untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.
Abi mengangguk lalu melanjutkan pekerjaannya tetapi dia teringat sesuatu lalu berkata, “Bukankah kau ada Bima? Manfaatkan pacarmu itu!”
Terdengar Cahaya menghela napasnya dengan panjang, dia mengatakan jika kemarin malam mereka bertengkar. Dan Bima pergi meninggalkan dirinya di pinggir jalan seorang diri pula.
Dalam benak Abi semakin yakin jika pacaran itu akan membuatnya repot. Dia juga berkata dalam hatinya, jika ada yang mengajaknya menikah tanpa pacaran terlebih dahulu akan langsung diterimanya. Entah mengapa dia berjanji dalam hatinya seperti itu.
Sebelum jam istirahat tiba, seorang manager mengumumkan bahwa akan ada seorang karyawan baru. Dan tugasnya adalah membantu Abi dalam mengolah data untuk menggantikan temannya yang baru saja mengundurkan diri.
“Hallo, perkenalkan nama saya Nathan Wijaya.”
Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Nathan untuk beradaptasi di lingkungan baru. Dengan cepat dia berbaur dengan karyawan lainnya. Termasuk juga dengan Abi dan Cahaya.
“Abi, kau bantu Nathan untuk menjelaskan apa yang harus dikerjakan!” ucap manager pada Abi lalu pergi meninggalkan ruangan.
Nathan duduk di samping Abi, dia mulai berkenalan dengannya. Lalu membicarakan semua pekerjaan yang akan dikerjakan olehnya.
Jam istirahat pun tiba, Abi bersama Cahaya memutuskan untuk makan di luar. Setelah itu mereka menuju toko buku, yang rencananya sepulang bekerja. Karena sepulang kerja cahaya harus segera kembali ke rumah.
“Abi, menurutmu bagaimana Nathan?” tanya Cahaya dengan nada menyelidiki.