Tarian Aksara

Ririe Anindya
Chapter #2

Chapter #2

Semua orang yang melihat kecelakaan hebat itu, dengan cepat langsung menelepon polisi dan juga pihak rumah sakit untuk mengurus Kiara yang sepertinya terluka parah. 

Mobil ambulance dengan cepat datang ke lokasi kejadian, dengan polisi yang sudah memasang garis kuning agar tidak ada orang yang mendekati guna kepentingan pemeriksaan. 

"Korbannya ada di dalam sana, dan sepertinya kaki terhimpit oleh badan mobil bagian depan yang penyok," ujar salah satu dokter pada kepala polisi yang sedang ada di tempat kejadian.

Kepala polisi hanya manggut-manggut. "Kita coba keluarkan korban dengan perlahan yah, karena kita gak tau bagian mana saja yang terluka fatal." 

"Siap, Pak! Saya dan tim tengah berusaha," ucap dokter tersebut.

Keadaan sangat ramai, dan juga jalanan padat sekaligus macet. Semua orang dari kejauhan menonton para dokter yang tengah berusaha untuk mengeluarkan Kiara di dalam mobilnya, dan sedang dalam keadaan tidak sadar diri. 

Aksa Raihan yang duduk di ruangan Kiara, dan menunggu dalam waktu yang cukup lama. Entah kenapa perasaannya kini gelisah, dan seperti ada sesuatu hal yang buruk tengah menimpa. Kurang lebih seperti itu. 

"Ara kok belum balik juga sih, mana ini udah hampir dua jam lagi sejak dia pergi," gerutu Aksa yang mulai beranjak bangun dari tempat duduknya. 

Aksa berjalan hendak keluar dari ruangan Kiara, membuka knop pintu dan melangkahkan kaki untuk menuju keluar kantor. Namun, di tengah perjalanan ia diberitahu oleh salah satu karyawan jika orang yang ia tunggu tengah mengalami kecelakaan yang begitu hebat, dan tengah dievakuasi. 

"Bapak tau gak? Ibu Kiara mengalami kecelakaan di jalan tadi," terang salah satu karyawan kantor dari Kiara tersebut. 

Aksa terdiam mendengar berita tersebut, ia bahkan menganggap itu adalah kebohongan dan tidak benar-benar. 

"Jangan bercanda kamu," sentak Aksa yang merasa ini adalah kebohongan. Ia bahkan merasa sulit untuk percaya, dan kalaupun ini memang nyata sungguh ini mengejutkan. 

Karyawan itu masih berdiri di hadapan Aksa, dan menggelengkan kepala. "Ini sungguh Pak, saya barusan habis keluar untuk membeli sesuatu tadi, dan melihat mobil Ibu Kiara yang sudah hancur tak berbent-" 

"Sudah cukup! Di jalan apa itu kejadian," desak Aksa pada karyawan tersebut. 

"Di jalan Rajawali, Pak." 

"Baik, terima kasih," ucap Aksa yang langsung melenggang pergi. 

Lihat selengkapnya