Aksa terkekeh geli melihat Kiara yang tengah merajuk seperti itu, dan hanya satu yang bisa membuatnya kembali luluh adalah ... membelikannya es krim dengan rasa coklat dan toping almond di sebuah kedai yang seringkali mereka kunjungi selama ini.
Kiara sendiri masih menatap lurus ke depan, dan mobil yang dibawakan oleh Aksa mulai berjalan untuk meninggalkan pantai yang kini sudah tercipta sebuah kenangan pahit di dalamnya, karena penyebab ucapan Kenzo yang sangat menyayat hati.
"Ara tau gak kita mau kemana?" tanya Aksa dengan tatapan mata yang fokus untuk mengendarai mobil tersebut.
Hari yang menjelang malam, Aksa dan juga Kiara masih berada di luar dan menikmati suasana padatnya kendaraan berlalu lalang dengan kegelapan yang menyelimuti dan juga lampu penerang sekaligus pengendara lain menjadi ketenangan sendiri.
Kiara hanya menggelengkan kepalanya, dengan mata yang sama sekali tak melihat Aksa. Ia membuang pandangannya ke arah luar jendela, dan menatap semua kendaraan yang tengah menaikkan kecepatan untuk bisa segera sampai di tempat tujuan, mungkin dan itu hanya perkiraannya saja.
"Gue gak tau!" ketus Kiara.
"Haha ... gue ada salah yah? Minta maaf deh, lo ngambek gitu makin cantik tau gak? Nanti yang ada orang banyak yang naksir loh," goda Aksa agar Kiara kembali ceria dan tidak terlihat murung seperti itu.
Kiara kini menatap tajam Aksa, dengan kening berkerut dan juga pelupuk mata yang mulai menggenang karena buliran bening yang sudah bersiap untuk segera tumpah.
"Apa lo bilang tadi? Cantik?"
"Kalau gue bener cantik, lalu kenapa Kenzo malah bilang seperti tadi, Aksa?"
"Tolong jelaskan sama gue, dari segimana lo bisa bilang hal yang kek tadi, hah?"
Kiara membentak Aksa dengan air mata yang mulai turun menjatuhi pipi dan kembali mengalir. Entah kenapa hatinya merasa sangat sensitif, dan juga saat ucapan dari Kenzo yang masih begitu terngiang di telinganya.
Aksa terkejut kala melihat Kiara yang kembali menangis sebab ucapannya yang berniat untuk menggoda dan tersenyum cerah seperti biasanya, tapi hal itu terasa percuma kala kembali melihat buliran bening tumpah pada pipi Kiara.
"Mampus lo, Aksa! Sekarang gimana caranya coba buat Ara kembali senyum dan ceria lagi, mana kalau ngambek suka awet lagi," gerutu Aksa di dalam hatinya.