Aksa dan Kiara kini duduk di salah satu kursi taman dengan sinar lembut dari senja yang menyoroti tubuh mereka, dan semilir angin yang terasa begitu sejuk.
Kiara sangat menikmati suasana sore kali ini, karena terasa begitu indah dan juga sempurna. Benar-benar spesial rona jingga yang ada di atas langit sana, dan membuat siapa pun mata yang memandang tanpa sadar melengkungkan senyumnya.
Dari kejauhan, Kiara melihat salah satu dari keluarganya tengah tertawa ria dan itu adalah Angela--adik perempuannya, kali ini sedang bersama lelaki yang ia duga itu adalah kekasihnya.
"Aksa! Coba lo liat di sana deh, itu Angela bener gak sih?" tanya Kiara meminta pendapat pada Aksa dengan tangan yang menunjukkan posisi pastinya.
Aksa langsung menatap tempat yang sudah ditunjukkan oleh Kiara barusan, dan dengan cepat memberikan anggukan pelan untuk menjawab kata iya.
Aksa memalingkan wajahnya dan kini menatap Kiara. "Iya, itu bener Angela. Apa lo mau menghampirinya?" tawar Aksa yang sudah bersiap untuk bangun dan kembali mendorong kursi roda tersebut.
Kiara tersenyum tipis serta tak lupa untuk menganggukkan kepala, dan sangat menyetujui tawaran dari Aksa barusan.
"Iya, gue mau, Aksa! Gue rindu banget sama mereka, tapi semoga aja ... semuanya baik ya," gumam Kiara dengan bibir yang sedikit melengkung membentuk senyuman.
Aksa dengan cepat langsung mendorong kursi roda milik Kiara untuk mendekat dengan Angela, sesuai dengan permintaan. Ia akan sangat senang hati untuk melakukan apa pun, asalkan itu bisa membuatnya tersenyum.
Kiara kini sudah lebih dekat jaraknya dengan kursi yang diduduki oleh Angela dan juga seseorang yang berada di sampingnya. Menarik napas terlebih dahulu sebelum menyapanya, dan entah kenapa bibir merasa bergetar serta kikuk.
"A--Angela," panggil Kiara dengann suara lirih.
Angela menengok ke arah Kiara yang sedang duduk pada kursi roda, dan di belakang ada Aksa yang berdiri dengan setianya. Menggeram kesal karena dipanggil oleh Kakak yang sudah cacat seperti itu, dan ia berpikir ini hanya akan mempermalukan saja, memilih untuk diam dan tak menggubris sama sekali.
Kiara sedikit berkaca-kaca karena panggilannya tidak disahut sama sekali. "Angela, ini Kakak loh Dek. Kamu gak rindu, ya?"
Angela mengerutkan keningnya, dan menatap bengis ke arah Kiara. "Maaf! Anda ini siapa sih? Main selonong bilang Kakak saya lagi, duh! Mending sana pergi deh!"