Tarian Aksara

Ririe Anindya
Chapter #26

Chapter #26

Asih menyibak rambut Kiara yang menutupi sebagian wajah, dan menatapnya dengan penuh kasih sayang. 

"Non Ara tau tidak? Jika membenci orang adalah pekerjaan yang merepotkan dan tentunya hanya akan membuat kita sakit saja." 

Asih berbicara hal tersebut agar Kiara tetap bersikap baik, bahkan pada semua orang yang sudah menyakiti hatinya itu. 

Kiara merasa apa yang diucapkan oleh Asih ada benarnya juga. Orang yang direncanakan untuk ia benci adalah sosok yang selama ini teramat dicintainya, dan itu cukup merepotkan. 

"Tapi Bi, bagaimana caranya Ara bisa melupakan semua kalimat mereka yang selalu saja menyakitkan itu?" tanya Kiara dengan air mata yang mulai jatuh kembali. 

Asih menarik napasnya dalam-dalam. Ia tahu jika Kiara saat ini tengah membutuhkan tempat untuk curhat dan telinga yang siap mendengarkan semua keluh kesahnya tanpa mengenal bosan sama sekali.

"Non Ara hanya bisa melupakan kalimat tersebut, ketika sudah ikhlas dengan keadaan, dan menerima semuanya dengan lapang dada," kata Asih memberikan motivasi. 

Kiara mengangguk. Jika saja ia boleh jujur, selama ini ia bahkan seringkali untuk mencaci garis takdirnya sendiri. 

Mungkin itu sebabnya kata ikhlas tidak kunjung hadir, dan membuatnya selalu saja terngiang dengan kalimat semua orang yang selalu saja menyakitkan. 

"Akan Ara coba, Bi! Terima kasih untuk sarannya." Kiara tersenyum tipis pada Asih. 

Selesai makan, Asih kini membantu Kiara untuk duduk di atas kursi rodanya, dan berencana berjemur di pagi hari yang terik ini. 

Suasana pagi hari selalu saja membuat nyaman, dan nampaknya akan menjadi kesukaannya selain menikmati senja. Kiara duduk di atas kursi roda, dan sinar matahari menerpa tubuhnya tersebut dengan hangat yang pasti membuatnya sehat. 

"Hey, Mba! Kamu itu ngapain ada di rumah ini, mana lama banget lagi!" tegur ibu-ibu pada Kiara yang tengah berjemur di bawah sinar matahari tersebut. 

Kiara mendongak dan melihat keluar gerbang. Seorang ibu-ibu yang jika tidak salah, umurnya itu tidak berbeda jauh dengan Anindita. 

"Ada masalah apa ya, Bu?" tanya Kiara sopan. 

Suara decak keras terdengar di telinga Kiara, dan ia masih berusaha untuk bersikap seramah mungkin, meski jujur hatinya tidak bisa berbuat seperti itu, 

"Kamu itu siapanya Mas Aksa sih? Lama banget ada di rumah ini, mana ... pake kursi roda terus lagi," hina ibu itu pada Kiara. 

Kiara langsung saja melihat ke arah kakinya, dan sama sekali tidak menggubris ucapan menyakitkan dari ibu tersebut. 

Lihat selengkapnya