Tarka Sengkalan & Simbol Masa 1997/98

RK Awan
Chapter #2

2. Target yang Hidup dan Kroni Galatama Adikara yang Baik

Hari ini adalah salah satu dari tiga ratus enam puluh lima hari yang masuk dalam masa tahun 1993 Masehi.

Pada suatu pagi hari, saat sinar matahari masih belum berkuasa penuh atas langit yang telah dihadiri awan. Di suatu bidang tanah, di pinggiran suatu kota, nampak pematang yang menahan perairan, yang membentuk suatu tambak ikan.

Di suatu tepi tambak itu, telah duduk berdampingan dua orang lelaki yang sama-sama telah melekatkan topi di kepala mereka. Mereka juga telah siap dengan alat dan perlengkapan pancing atau tackle pancing masing-masing. Keduanya juga telah memulai aksi mereka mengail para ikan di tambak.

Sembari menikmati aktivitas rekreasi itu, seorang lelaki membuka percakapan. “Pak Sutikno, ikan-ikan yang aku dapat nanti untuk bapak aja, tadi keluargaku bilang lagi nggak pengen makan ikan.”

“Siap, laksanakan, pak Adhi,” ujar Pak Sutikno menanggapi dengan candaan kata-kata ala militer.

Laki-laki yang duduk di sebelah kanan Pak Sutikno yang punya sebutan Pak Adhi bernama lengkap Adhinata Soedharmono. Tanggapan ala militer Pak Sutikno merupakan tanggapan yang tepat selaras dengan latar belakang Pak Adhi. Pak Adhi, yang saat ini menduduki jabatan di suatu perusahaan, sebelumnya aktif di dunia laras senapan dan sepatu lars pemerintah.

Dari tanggapan Pak Sutikno, pak Adhi balik menanggapi dengan candaan, “Laksanakan!”

Cara bicara dengan candaan menandakan bahwa kedua sosok itu telah menjalin relasi yang dekat. Relasi karib antar manusia berlatar belakang berbeda itu, terbentuk demi kepentingan mutualisme masing-masing.

Bila dibandingkan, Pak Sutikno merupakan orang sipil yang sama sekali tak pernah mengecap karier di kemiliteran. Pak Sutikno juga berasal dari keluarga yang tak berada, berbeda dengan Pak Adhi yang masih merupakan keturunan ningrat.

Dua orang berbeda kutub itu, kini telah mempunyai kutub yang sama, yaitu kutub atas alias posisi yang memberikan tampuk otoritas. Pak Sutikno saat ini merupakan salah satu anggota DPRD tingkat I atau tingkat Provinsi, sementara Pak Adhi telah bersemayam di suatu perusahaan milik negara dengan jabatan penting.

“Kursi golf cart, omong-omong Pak Tikno, bapak pernah mencobanya pasti, kan?” Pak Adhi melanjutkan percakapan dengan melempar pertanyaan.

“Golf cart mobil mini untuk golf itu kan, Pak? Ya, saya pernah mencoba naik, pertama itu sekitar lima tahunan lalu, sekitar tahun 1988,” ujar pak Sutikno.

“Oh ... waktu bapak di DPR II berarti?” Pak Adhi bertanya memastikan.

“Ya, waktu saya di DPR tingkat kabupaten,” jawab Pak Sutikno, yang kemudian bertanya balik, “Kalau Pak Adhi bagaimana?”

“Aku...... mungkin tahun tahun 1980an, ya sepuluh tahun dari bapak, ya ... kan aku juga lahir dua belas tahunan lebih awal dari bapak juga kan. Ya sebenarnya waktu remaja sudah diajak sama ayahku tapi aku nggak minat. Tapi baru bertahun-tahun kemudian waktu aku jadi bapak-bapak baru aku coba, ikut coba aja waktu aku ada waktu saat aku diajak sama konco-konco. Alasannya demi sosialisasi sama pertemanan,” Pak Adhi menjelaskan panjang lebar.

“Oh, begitu,” Pak Sutikno menanggapi singkat.

“Dari masa-masa itu sampai sekarang, pasti banyak yang nawarin main golf lagi,” Pak Adhi menebak.

“Ya, begitulah pak,” kata Pak Sutikno.

“Tapi bapak seperti aku, golf lewatkan saja, sudah terkail sama mancing ini, hahaha ....” Pak Adhi berkata seraya tertawa.

Lihat selengkapnya