Taruhan

Nurul Fitria
Chapter #3

#3

Esok harinya, setelah beres siaran, seperti biasa Ovie segera meninggalkan ruangan tapi berbelok dulu ke toilet. Lega hajatnya sudah keluar, cewek itu bergegas keluar dari lobi dan langsung berdiri tertegun.

"Acka? Ngapain disitu?" tanyanya heran melihat partner siarannya sudah duduk di atas motor tepat di depan pintu masuk kantor.

"Lo mau ke kafe kan? Ayo naik!" kata Acka menyerahkan helm pada Ovie.

"Iya sih mau ke kafe, tapi kenapa harus sama lo juga?" Cewek itu mengerutkan keningnya.

"Ya sekalian lah, gue mau ngampus, searah inikan? Ayo daripada lo telat." Helm di tangan Acka belum berpindah.

"Ini motor lho, gue rasa cukup sekali aja gue naik motor sama lo. Jantung gue kurang bisa diajak kompromi soalnya." Gadis berjaket jeans itu mencoba menolak.

"Karena masih trauma atau karena yang nyetirnya kegantengan jadi jantung lo berdegup di luar normal?" Rayuan level satu versi Acka mulai keluar.

"Ngelawak Ka?"

"Naik Vie, lo aman sama gue. Tenang aja."

"Whatever-lah, buruan yuk!" Ovie terburu-buru memasang helm di kepala mungilnya. Sang playboy mengangguk dan begitu cewek itu sudah memegang pinggangnya erat, seringai tipisnya muncul dan kawasaki itu melaju kencang.

Trik selanjutnya.

"Vie, ada yang nyariin lo tuh di pintu samping." Maya teman sesama pramusaji di kafe yang lagi istirahat memanggilnya. Ovie mengurungkan niat mengambil air minum dari dispenser.

"Siapa May?" Maya hanya mengendikkan bahu dan duduk membuka bekal makannya. Ovie bergerak malas menuju pintu samping. Sekali lagi tampangnya memasang ekspresi terkejut.

"Ya Ampun Ka, ada apa kesini?" tanya penyiar magang itu berkacak pinggang. Acka nyengir sembari memberikan sebuah bungkusan. Ovie menatap bingung pada bungkusan itu dan menatap bertanya pada cowok di depannya. Acka hanya senyum dan menunggu tangan Ovie mengambil bungkusan itu. Malas berargumen, cewek manis berambut ikal itu akhirnya menerima pemberian penyiar seniornya.

"Buat lo makan. Udah ya, gue capcus dulu, hati-hati nanti pulangnya. Bye." Setelah bungkusannya berpindah tangan, tanpa menunggu reaksi Ovie, Acka pergi menuruni tangga menuju kawasakinya yang setia.

Lihat selengkapnya