TARUK

Ratna Arifian
Chapter #19

PENGGELEDAHAN

Ardy mendapat laporan dari Ipda Erwan tentang upaya penyembunyian alat bukti, yakni Jeep Rubicon Khavin yang tak ditemukan di kediaman Samuel. Ardy ingin membantu polisi untuk menemukan keberadaan mobil itu dengan memanfaatkan daftar aset yang diberikan Ulfat dan Dani. Melalui daftar itu, Ardy menelusuri satu per satu bangunan yang Samuel miliki selain rumah utamanya. Ipda Erwan dan Ipda Jaka ikut serta dalam pencarian itu, sembari membawa surat perintah penggeledahan untuk memberi akses masuk ke setiap properti milik Samuel. Karena Samuel sebagai pemilik properti tidak berada di lokasi dan hanya ada penjaga rumah, polisi melakukan penggeledahan bersama ketua RT dan beberapa warga sebagai saksi.

“Apa pegawai pajak bisa sekaya ini?” tanya Ipda Erwan, setelah menyambangi beberapa bangunan mewah milik Samuel.

“Sebenarnya saya sedang menyelidiki Pak Samuel, karena saya curiga dia itu koruptor. Dan saya makin yakin setelah melihat fisik bangunan-bangunan ini. Nilai aset yang dilaporkan, sepertinya sangat jauh di bawah nilai sebenarnya.”

“Jadi, Pak Ardy ingin ikut kami, sekalian menyelidiki korupsi Pak Samuel.” Rencana Ardy terbaca oleh Ipda Jaka. “Pantas saja, dari tadi Pak Ardy sibuk memotret rumah dan isinya.”

“Betul. Foto-foto itu bisa dijadikan bukti untuk melapor ke KPK. Menembak dua burung dengan satu batu akan mempercepat prosesnya, kan,” aku Ardy.

“Kalau begitu, kami berdua mendukung anda,” Kata Ipda Erwan. “Tapi, kenapa Pak Ardy tiba-tiba menyelidiki Pak Samuel juga?”

“Orang itu mengancam para saksi, makanya saya terpancing untuk melakukan ini. Karena saya menemukan celah untuk bisa menghancurkan dia, tentu saja saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.”

“Pak Ardy harusnya jadi detektif saja, ya,” kata Ipda Jaka berkelakar.

Ardy terkekeh. “Kalau boleh punya dua profesi, saya mau.”

“Ngomong-ngomong berapa banyak lagi rumah Pak Samuel yang belum kita datangi?” tanya Ipda Erwan pada Ardy.

“Ada tiga properti lagi.”

Karena malam semakin larut, ketiganya melanjutkan pencarian di keesokan hari. Dua rumah dan satu galeri seni menjadi tujuan mereka berikutnya. Dua rumah yang disambangi, tampaknya memiliki nilai yang lebih tinggi pula dari nilai yang dilaporkan. Ardy bisa menjadikan semua itu sebagai bukti. Namun, sayangnya mobil Jeep Rubicon Khavin tak juga ditemukan di sekitar dua rumah mewah itu. Kini, tinggal tersisa galeri seni milik Samuel.

Berbeda dengan properti lain yang tergolong mewah, bangunan yang diperuntukkan sebagai galeri seni itu termasuk sederhana. Hanya beberapa lukisan saja yang tergantung di area pameran, dan area tertutup di sisi kanan untuk menyimpan lukisan yang lain. Kali ini, Samuel ikut serta dalam penggeledahan.

“Jangan beri tahu Samuel kalau saya kakaknya Algis,” bisik Ardy pada Ipda Erwan dan Ipda Jaka sebelum memulai penggeledahan.

Ketiganya pun memasuki ruang pameran lukisan yang tidak terlalu luas. Samuel memimpin mereka di depan, sambil menunjukkan beberapa ruangan lain yang ada di sana. Diam-diam, saat Samuel sedang lengah, Ardy mengambil foto ruang galeri dan lukisan yang terpajang di dalamnya. Ardy berhenti di hadapan sebuah lukisan dan menatapnya cukup lama. Lukisan dari sebuah taman bunga bergaya impresionisme yang memesona. Ardy lalu melihat tanda tangan kecil di sudut bawah lukisan, serta nama si pelukisnya. Nama Ulfat tertulis di sana.

Jadi ini Ulfat yang lukis, ucap Ardy dalam hati. Ardy juga menemukan beberapa lukisan Ulfat yang lain.

“Anda tertarik pada lukisan itu, Pak Detektif?” tanya Samuel, saat menyadari Ardy menatap lama salah satu lukisan.

“Ah, iya. Tapi harganya pasti mahal. Kalau boleh tahu, berapa kisaran harga lukisan-lukisan ini?”

Lihat selengkapnya