Menjauh... Lama-lama Zafran menjauh tiba-tiba. Mungkin terakhir melihat keramahannya saat sebelum dia nongkrong sama gengnya Uli.
Uli, cewek cantik yanh punya geng besar di sekolah. Mungkin hampir semua siswa ingin masuk ke geng mereka yang isinya hanya siswa tampan cantik dan kaya.
Kalau kata Kirana, Zafran itu sering diajak main sama mereka. Tapi, karena pada dasarnya Zafran itu senang berteman dengan siapapun sedangkan mereka tidak. Jadinya, Zafran hanya kadang-kadang bermain dengan mereka.
Namun, semenjak hari itu Zafran lebih sering main sama geng Uli. Kirana dan Rudi pun heran. Kenapa Zafran jadi begitu?
"Fran, kenapa kemarin bolos les?" Tanya Rudi saat istirahat.
" Males"
Hanya itu jawabannya. Aku menahan tangannya. " Ini bekalnya"
Zafran menepisnya tiba-tiba. Semua orang di lorong langsung berhenti untuk melihat adegan gratis. " Nggak usah. Makasih" dia pergi ke kantin.
Rudi menarik bekal yang kubuat untuk Zafran. " Buat aku aja"
"Ok" aku memberikannya.
Saat pulang sekolah, seperti biasa Zafran latihan basket. Aku menontonnya seperti biasa. Namun, baru setengah pertandingan Zafran menghampiriku.
" Ren, lo mending pulang. Hampir tiap hari Lo disini cuma buat nonton gue.. gue"
" Nggak. Aku mau disini dulu"
Zafran terlihat kesal. Ia mengambil botol minum dan meminumnya kasar. " Terserah"
Sikap Zafran tidak berubah. Anehnya aku tetap mengikutinya. Bodoh memang tapi, aku senang. Walaupun jadi agak cuek tapi kalau diajak ngobrol masih nyambung.
" Gue pulang"
" Bareng dong"
Zafran berdiri dan berkacak pinggang. " Lo kenapa sih ngintilin gue terus?"
Entah keberanian dari mana, aku berdiri dan balas menatapnya.
" I think i like you"
Tanpa terduga dia terkekeh dan membalasku " Nice try. Bye"
Aku terdiam, aku baru pertama kali nembak cowok langsung diketawain kayak gitu? Mukanya ngeremehin banget lagi. Emangnya salah aku kayak gini ke dia? Apa memang terlalu banyak yang sudah nembak dia kayak gitu?
Aku cerita semuanya ke Kirana di esok hari. Dia terlihat bingung, " Seingat gue si Zafran kalau nolak sopan kok. Kayak aduh maaf gue lagi nggak mau pacaran. Rata-rata gitu. Tapi kok ke kamu ngomongnya pedes amat"
Kebetulan Zafran lewat, Kirana menariknya.
" Woy, Lo ada masalah apa?"
" Ha? Apaan sih? Nggak ada masalah apa-apa."
Zafran bahkan tak ingin melihatku.
Kirana semakin memaksa " Zafran, minta maaf ke Rena"
Aku menggeleng-gelengkan kepala, panik juga tiba-tiba harus begini.
Zafran tak melihatku dan berdiri, " Gue nggak ngelakuin apa-apa kok, kenapa harus minta maaf segala" dia pun pergi melengos.
Kirana tersedak dibuatnya. Aku sendiri tak bisa berbuat banyak. " Apa aku harus jadi cewek nggak tahu malu yang kerjaannya nempel terus ya?"
"Secinta itu Lo sama dia?"
Aku mengangguk, otak ini tak mengerti tapi hati ini yakin kalau aku memang sedang jatuh cinta.
"Good luck then, but dont force yourself"