Tatkala

@mahartania__
Chapter #4

Rindu yang Tak Pernah Absen

Rian benar-benar membuktikan ucapannya. Meski Pilar berusaha berkonsentrasi kerja di kantornya tapi Rian terus saja mengganggu. Ketika Pilar menerima telepon, Rian malah menghapus kalimat demi kalimat yang tadi sudah Pilar ketik di komputernya, dan ketika Pilar benar-benar sedang fokus bekerja, Rian menekan tuas di kursi yang Pilar duduki hingga kursi itu tiba-tiba merosot dan membuat Pilar hampir jatuh. Edo, Zidan, Uta, dan juga Fina spontan tertawa melihatnya. Rian benar-benar membuat Pilar tidak bisa bekerja.

Karena kesal, Pilar berjalan cepat keluar dari ruangannya. Rian mengikuti di belakangnya. Setelah memastikan tidak ada yang melihat, Pilar membuka pintu tangga darurat dan masuk ke sana diikuti Rian.

Pilar langsung marah, “Oke, gue bakal coba bantuin lu. Tapi kita lakuin di luar jam kerja gue, dan setelah urusan lu beres, lu pergi dari hidup gue dan jangan berani ganggu gue lagi atau gue bakal panggilin orang pintar biar lu musnah sekalian!”

Rian tersenyum menang. “Deal!” katanya penuh semangat.

Setelah sepakat, Rian tidak lagi mengganggu Pilar bekerja. Tapi, meski sudah tidak lagi diganggu, Pilar tetap tidak bisa konsentrasi karena biar bagaimanapun Pilar memiliki masalahnya sendiri. Masalah hati. Soal Rindu.

 

Rindu..

Rindu ini bukan rindu yang menggebu-gebu.

Ini hanya rindu yang membandel.

Rindu yang membuatku selalu ingin menoleh ke arahmu

meski kita bekerja di satu kantor.

Rindu yang memberiku tenaga menemanimu di salon

tanpa peduli betapa bosannya aku.

Lihat selengkapnya