Selimut tersibak kencang. Pilar kesal karena belum juga bisa tidur. Padahal sebentar lagi matahari muncul.
AC dimatikan. Pilar bangun dari kasurnya, membuka lemari, memakai sweter bertudung, celana joging, dan mengikat tali sepatu.
Lari.
Entah cara apa lagi yang bisa membantunya mengurai semua kepenatan ini. Pilar tahu dia punya hak untuk tidak peduli pada masalah Rian. Toh dia sudah berusaha membantu. Bukan salah dia kalau ternyata tidak berhasil. Kenapa dia harus pusing-pusing memikirkan masalah orang lain sedangkan dia sendiri memiliki masalah yang membuat sakit di hatinya masih tak tertahankan?
Pilar terus berlari. Keringat membanjir. Paru-parunya terisi udara segar pagi hari.
Mbel, gimana caranya supaya aku bisa bantu Rian?