Mbak Mar baru saja selesai mengepel rumah saat disadarinya motor Pilar masih bertengger di garasi dan ditutupi jas hujan. Mbak Mar mengecek jam di dinding dapur. Sudah pukul 9:30. Biasanya Pilar sudah berangkat.
Mbak Mar mengetuk pintu kamar Pilar, “Mas Pilar, nggak ngantor? Udah setengah sepuluh lho ini.” Mbak Mar mencoba hingga beberapa kali, tapi belum juga ada jawaban.
Malah Nenek yang keluar dari kamarnya karena mendengar suara Mbak Mar makin lama makin kencang. “Kenapa, Mar?” tanya Nenek.
“Mas Pilar kayaknya kesiangan, Nek. Motornya masih ada di garasi. Terus kayaknya semalam Mas Pilar kehujanan. Jas hujannya masih agak basah itu di motor.”
Nenek mendekat, “Pilar,” panggil Nenek sambil mengetuk pintu. Nenek memiliki firasat kurang baik jadi Nenek memutuskan untuk membuka saja pintu itu dan ternyata tidak dikunci. Nenek dan Mbak Mar masuk untuk memeriksa keadaan Pilar. Mereka mendapatinya masih tidur berselimut. Tapi wajahnya pucat dan berkeringat.
“Bikin teh manis panas, Mbak. Sama ambil kain untuk kompres,” suruh Nenek pada Mbak Mar.
Pilar terbangun saat Nenek mengganti kompresan di keningnya. Entah sudah berapa lama Nenek berada di kamarnya dan merawatnya. Tirai kamar sudah disibak, jendela juga dibuka sehingga ada angin segar.
“Minum dulu.” Pilar menurut saja waktu Nenek menyorongkan segelas teh manis hangat.
“Nenek panggilin dokter ya.”