Tawa di Antara Sejuta Lara

Evika Dewi Susana
Chapter #7

Bab 7 Sepi ini

Pagi itu Mira di kursi ruang tamu Sita. Dia akan meminta Sita menemaninya ke kantor papanya Gege. Sita sudah meminta izin pada bosnya agak datang terlambat ke kantor.

"Mir, yuk ikut sarapan dulu." Ajak Jihan.

"Aku tadi udah sarapan bunda. Masih kenyang."

"Kalo gitu, kita sarapan dulu ya, kamu tunggu sebentar di situ," kata Sita.

"Oke."

Tadi malam Sita udah meminta izin pada orang tuanya. Dia akan mengantar Mira untuk magang di perusahaan papanya Gege. Keduanya mengizinkan.

Setelah selesai sarapan, Sita mengambil helm dan berpamitan pada orangtuanya.

"Aku pamit dulu ayah bunda," Sita dan Mira bersamaan berpamitan.

"Hati-hati kalian," jawab Juna.

"Oke."

Karena jarak ke kantor papa Gege lumayan, makanya mereka pergi lebih pagi dari biasa. Tadi malam Sita udah berbicara dengan Gege. Dan Sita diminta langsung menghadap kepala HRD. Saat sudah sampai di kantor, Sita menunggu di lobi, sedangkan Mira langsung menuju meja resepsionis.

Mira diminta langsung menuju ruang HRD di lantai 8. Sementara menunggu Mira, Sita membuka ponselnya. Masih belum ada pesan. Ini sudah beberapa hari, dan Dafa belum menghubunginya. Mungkin dia sibuk.

Setelah kurang lebih 20 menit, Mira pun akhirnya turun. Dia telah selesai berbicara dengan kepala HRD.

"Yuk Ta, aku dah selesai. Mulai minggu depan aku mulai magang di sini. Menyesuaikan dengan jadwal kuliahku."

"Alhamdulillah."

"Aku berharap tahun depan bisa wisuda Ta. Biar bisa langsung bekerja kaya kamu. Bisa membantu orangtuaku."

"Amin. Semoga dimudahkan dan dilancarkan semuanya Mir."

Sita memeluk erat Mira. Mereka menangis terharu. Perjuangan mereka berdua sangat hebat.

"Aku antar ke kantormu ya, karena kamu dah anter aku ke sini, oke Ta?"

"Makasih ya Mir. Yuk, ini dah jam 9 lebih. Aku dah izin sih tadi. Tapi ga enak kalo kelamaan ama bos."

Mira pun mengantarkan Sita ke kantornya. Lalu dia pun pergi ke kampus.

Sita langsung berkutat dengan pekerjaannya. Matanya tak lepas dari layar komputernya. Saat makan siang pun, Sita malas untuk beranjak.

"Ta, yuk makan siang. Biasa di Bu Lilis." Ajak Rifa.

"Aku nitip aza boleh? Aku lagi males keluar. Mau rebahan aza di musola."

Lihat selengkapnya