Sita menyimpan celengan kotak itu kembali ke dalam tas. Dia ga menyangka Dafa ternyata masih memikirkannya.
Beberapa bulan ini Sita terus memikirkan hal itu. Kadang membuatnya setres dan kurang nafsu makan.
"Aku di sini cuma satu minggu Ta, karena akan menghadiri wisuda kakakku."
"Aku hampir lupa. Kak Raisya mau wisuda? Lusa?"
"Iya, kamu bisa izin ga ngantor hari itu Ta? Aku ingin mengajakmu ke sana."
"Aku usahain ya. Besok aku bicara pada Pak Zein. Beberapa bulan ini aku ga pernah bolos, hehe. Semoga diizinin."
"Kalo ga diizinin, nanti aku yang meminta izin."
"Ga usah. Aku aza Daf."
Mereka pun lanjut melihat ikan-ikan itu dari dekat. Tak lupa, Dafa mengabadikan momen itu di statusnya.
"See the beautiful things, with beautifull princess."
Setelah puas melihat beraneka macam ikan, tak terasa magrib pun tiba. Mereka mencari masjid terdekat dan mulai beribadah. Setelah itu, mereka kembali ke mobil.
"Mau ke mana lagi sekarang Ta?"
"Aku pengen makan seafood. Gimana kalo ke tempat makan yang di deket pantai."
"Yang dulu kita makan di sana saya melihat sunset?"
"Iya, aku pengen melihat ombak."
"Kamu bawa jaket? Anginnya cukup kencang," kata Dafa.
"Aku bawa jaket kok. Kan tiap hari antar jemput Mira pake motor."
"Oke, pake jaketnya ya. Aku ga mau kamu sakit."
Sita tersenyum. Senyum yang paling manis menurut Dafa. Dia senang melihat senyum Sita. Mengobati semua kerinduan Dafa.
Mobil melaju menuju tempat tujuan mereka, lalu setelah sampai, sebelum turun dari mobil, Dafa mengecek dulu ponselnya. Ada beberapa pesan masuk, seperti biasa, dari grup Mentari.
Gege mengirimkan foto Dafa dan Sita sedang di akuarium beserta caption-nya. Gege sepertinya melakukan tangkap layar status Dafa.
"Yang lagi asyik lihat ikan, hehe." Kata Gege.
"Dafa, kok kamu ada di Indo?" Kata Mira.