Sita datang lebih pagi hari ini. Ada beberapa tugas dari Pak Zein untuk tes tiga kandidat yang terpilih. Sita menyiapkannya setelah menerima berkasnya dari pihak HRD. Dari pagi berkutat dengan berkas dan komputer. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 9 kurang. Deringan telepon membuyarkan pekerjaannya.
"Sita, ke ruangan saya."
"Baik Pak." Sita bergegas masuk ke ruangan atasannya.
"Ada apa Pak?"
"Berkas untuk tes para kandidat sudah siap?"
"Sudah Pak."
"Setelah mereka datang, minta mereka menunggu di ruang meeting. Berikan tes tertulisnya di sana. Kasih waktu dua jam mereka menyelesaikannya."
"Baik Pak. Ada lagi?"
"Itu saja."
"Baik. Saya permisi dulu Pak."
Sita pun kembali menuju mejanya. Saat tiba di mejanya, ketiga kandidat sudah ada di kursi depan mejanya. Sita pun mengajak mereka ke ruang meeting dan memberikan tes sesuai instruksi sang atasan.
"Waktunya 2 jam untuk mengerjakan tes ini. Jam 11 saya akan kembali ke sini untuk mengambil hasilnya."
"Baik." Kata mereka bertiga kompak.
Sita pun berlalu dari sana dan kembali menuju mejanya. Dia membereskan semua berkas yang tertunda dua hari ini karena jadwal tes penerimaan aspri.
Setelah 2 jam, Sita kembali ke ruang meeting dan mengambil hasil tes mereka bertiga. Sita lalu memberitahukan pada mereka, jika yang menerima teleponlah yang akan diterima menjadi aspri.
Ketiganya mengerti. Lalu ketiganya pamit.
"Saya duluan ya. Sampai ketemu lagi." Kata Reno kepada Sita.
"Oke." Kata Sita.
Sita pun memeriksa sebentar hasil tes mereka lalu menyerahkan hasilnya pada pihak HRD. Setelah itu bersiap ke musola dan makan siang.
"Ta, kok lama?" Tanya Syifa.
"Iya, barusan kasih berkas kandidat aspri dulu ke HRD. Yuk ke dalam." Kata Sita.
Sita, Syifa, dan Rifa pun bergegas masuk ke musola. Hari ini mereka kompak memakai hijab coklat, disesuaikan dengan baju mereka. Sekali-kali, kata mereka. Jarang-jarang mereka memakai hijab dengan warna yang sama.
Setelah itu, mereka berniat makan bakso, bosen makan di warung Ceu Lilis. Setelah memesan, mereka menunggu sambil ngobrol.
"Ta, temen kamu yang kemaren ternyata anak Pak Pras, hehe." Kata Syifa.
"Iya, kasihan dia. Diminta membereskan kuliah secepatnya. Papanya udah ga sabar pengen pensiun, sepertinya beliau kelelahan."
"Kamu dah lama kenal ma dia Ta?" Tanya Rifa.
"Dari sekolah dasar, hehe."
"Hah? Lama banget."
"Ya begitulah. Sejak SMP ma SMA jarang ketemuan, paling di grup WA aza. Kuliah juga, dia di luar negeri, aku di Mega Data, hehe."